Renungan Hari Raya Nyepi
Menyambut Tahun Baru Saka 1947: Refleksi Nyepi dan Harmoni Semesta
Lebih dari sekadar pergantian kalender caka ,yang berselisih 78 tahun dengan kalender masehi .
Oleh Dr. Dewa Putu Sahadewa
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Tahun Baru Saka 1947 hadir di tengah kesunyian sakral Hari Raya Nyepi. Lebih dari sekadar pergantian kalender caka ,yang berselisih 78 tahun dengan kalender masehi.
Momen ini mengajak kita untuk merenungkan kembali esensi kehidupan, sebagaimana tercermin dalam rangkaian prosesi nyepi yang dimulai dengan ritual melasti, tawur agung yang diramaikan dengan pawai ogoh-ogoh yang viral, berpuncak dalam bentuk catur bratha penyepian, tapa bratha yang meliputi 4 pengekangan diri. Tidak menyalakan api, tidak bekerja, tidak bepergian dan tidak menikmati hiburan, disertai pemahaman mendalam tentang Nyepi itu sendiri.
Ditinjau dari makna Tahun Baru Saka dalam konteks perayaan Nyepi, masyarakat Hindu mengajak dunia untuk merayakan pentingnya keheningan untuk mendengar suara semesta dan suara hati, serta implikasinya dalam kehidupan bermasyarakat. Dan suatu prosesi indah merangkum inti dari perayaan nyepi yang secara langsung dapat dirasakan suasana yang diciptakan, sebuah kontras drastis dari kebisingan duniawi.
Keheningan ini bukanlah kehampaan, melainkan ruang di mana "suara semesta yang terdengar" dan "suara hati yang terjaga." Ini adalah pengingat bahwa di tengah kesibukan, kita sering kali kehilangan kontak dengan alam di sekitar kita dan dengan diri kita sendiri. Nyepi memaksa kita untuk berhenti, mendengarkan, dan merasakan kehadiran semesta yang lebih luas.
Lebih jauh, Nyepi, memberi kita waktu untuk merenung, waktu untuk intropeksi diri, waktu untuk membersihkan hati dan pikiran, waktu untuk menyatu dengan alam" menggarisbawahi tujuan spiritual dari perayaan ini. Tahun Baru Saka, yang diawali dengan Nyepi, bukanlah sekadar lembaran kalender baru, melainkan kesempatan untuk memulai kembali dengan jiwa yang lebih bersih dan pikiran yang lebih jernih.
Proses mulat sarira yang ditekankan dalam Nyepi menjadi fondasi yang kuat untuk menatap tahun yang baru dengan perspektif yang lebih baik. Refleksi diri membantu kita mengevaluasi tindakan di masa lalu, mengidentifikasi kekurangan, dan menetapkan niat yang lebih baik untuk masa depan.
Koneksi dengan alam juga menjadi aspek krusial. Dalam keheningan Nyepi, kita diingatkan akan ketergantungan kita pada alam dan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Suara semesta yang kita dengar dalam sunyi bisa menjadi metafora untuk memahami ritme alam, kekuatan yang melampaui diri kita, dan urgensi untuk hidup selaras dengannya.
Hal ini relevan dalam konteks global saat ini, di mana isu-isu lingkungan menjadi semakin mendesak. Semangat Nyepi dapat menjadi inspirasi untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap bumi.
Semoga Nyepi ini membawa kedamaian dan kebahagiaan. Semoga kita semua dapat menemukan kedamaian dalam diri kita sendiri. Dan semoga kita semua dapat hidup dalam harmoni dengan alam semesta, adalah doa dan harapan yang universal. Kedamaian yang dicari bukan hanya kedamaian eksternal, tetapi juga kedamaian internal yang bersumber dari hati yang tenang dan pikiran yang jernih. Harmoni dengan alam semesta juga mencakup harmoni dengan sesama manusia, menghilangkan segala bentuk permusuhan dan memperkuat tali persaudaraan.
Dalam konteks Tahun Baru Saka 1947, semangat Nyepi ini memiliki implikasi yang lebih luas bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Nilai-nilai introspeksi, pembersihan diri, dan harmoni dengan alam dapat menjadi landasan etika dalam berbagai aspek kehidupan. Para pemimpin dan masyarakat dapat merenungkan kembali kebijakan dan tindakan yang telah diambil, mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, dan menetapkan tujuan yang lebih baik untuk kemajuan bersama yang berkelanjutan.
Keheningan Nyepi mengajarkan kita pentingnya mendengarkan berbagai perspektif, termasuk suara-suara yang mungkin selama ini terabaikan. Dengan demikian, Tahun Baru Saka 1947 yang diawali dengan kesucian Nyepi bukan hanya tradisi ritual semata, melainkan momentum penting untuk refleksi mendalam.
Mendengarkan suara semesta dan suara hati dalam keheningan memberikan kita kesempatan untuk memperbaiki diri, memperkuat hubungan dengan alam, dan membangun masyarakat yang lebih harmonis dan damai. Semoga semangat Nyepi terus menginspirasi kita semua dalam menjalani tahun yang baru ini. *
Baca berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE.NEWS
4 Shio Paling Beruntung Besok 31 Agustus 2025, Shio Kerbau Banjir Rezeki Akhir Pekan |
![]() |
---|
5 Zodiak Beruntung Besok 31 Agustus 2025, Capricorn Hari Sangat Gemilang |
![]() |
---|
Tiga ASN Pemkot Makassar Tewas Akibat Gedung DPRD Dibakar Massa, Korban Melompat dari Lantai 4 |
![]() |
---|
11 Kota Bergejolak, Massa Bentrok dengan Polisi, Gedung dan Mobil Dibakar |
![]() |
---|
Promo Indomaret 30-31 Agustus Paling Murah Beli 2Hemat :Aqua Rp5.900, Fiesta Rp11.900 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.