NTT Terkini
Program Satu Desa Satu Produk Gagasan Melki-Johni Bakal Bawa UMKM Lokal NTT ke Level Dunia
Program Satu Desa Satu Produk Gagasan Melki-Johni Bakal Bawa UMKM Lokal NTT ke Level Dunia
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Adiana Ahmad
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Program Satu Desa Satu Produk atau One Village One Product (OVOP) yang digagas Gubernur NTT Melki Laka Lena dan Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma ( Meli-Johni ) bakal membawa produk UMKM Lokal NTT ke Level dunia.
Karena itu, Gubernur NTT Melki Laka Lena secara khusus meminta dukungan dari Pemerintah Pusat agar produk-produk lokal dari NTT tembus pasar internasional.
Melki juga melakukan sinkronisasi dengan mengajak para Kepala Daerah di NTT untuk bertemu sejumlah pejabat tinggi negara di Jakarta.
Program Satu Desa Satu Produk gagasan Melki-Johni kini mendapat angin segar.
Setelah pertemuan dengan beberapa menteri sebelumnya, kini tiga kementerian menyatakan kesiapan mendukung program tersebut.
Baca juga: Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Pastikan Stok Beras Tiga Bulan ke Depan
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni, Wakil Menteri Desa (Wamendes) Riza Patria, dan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri sepakat untuk mendorong pengembangan produk unggulan desa-desa di NTT agar bisa berkembang dan menembus pasar internasional.
Dukungan ini disampaikan dalam pertemuan Gubernur NTT Melki Laka Lena serta para Kepala Daerah se-NTT bersama dengan ketiga pejabat kementerian tersebut di Kantor Kementerian Kehutanan, Jakarta, Jumat (21/03/2025) malam.
Dalam pertemuan ini, Gubernur Melki Laka Lena meminta bantuan pemerintah pusat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi desa di NTT melalui pemanfaatan sumber daya lokal dan penguatan pasar produk unggulan.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menegaskan bahwa pihaknya siap membantu dalam pemetaan dan inventarisasi kawasan hutan di NTT, terutama yang sudah dihuni masyarakat selama puluhan tahun.
Menurutnya, persoalan lahan sering menjadi kendala dalam pengembangan desa, terutama ketika wilayah pemukiman dan produksi masuk dalam kawasan hutan lindung.
"Kami akan terus menyelesaikan persoalan perizinan pemanfaatan lahan dengan solusi yang menguntungkan bagi masyarakat, tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan," ujar Raja Juli Antoni, Sabtu (22/3/2025) seperti siaran Pemprov NTT.
Selain itu, ia menambahkan bahwa hutan di NTT memiliki potensi besar untuk mendukung ekonomi desa melalui pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Baca juga: Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Terpilih Gelar Rakor Bersama para Bupati /Wali Kota Terpilih se-NTT
“Kayu, rotan, madu hutan, dan berbagai hasil hutan lainnya bisa menjadi bahan baku industri kreatif yang bernilai tinggi dan dapat dimanfaatkan khususnya untuk produk-produk UMKM," tambahnya.
Sementara itu, Wamendes Riza Patria menyoroti tiga tantangan utama yang masih dihadapi desa-desa di NTT, yaitu kualitas sumber daya manusia (SDM), ketersediaan infrastruktur, dan akses permodalan. Menurutnya, pemerintah akan mendorong program kreatif untuk mengatasi tantangan ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.