Kota Kupang Terkini

Ini Terobosan Dinkes Kota Kupang dalam Menekan Stunting

Salah satunya melalui intervensi jangka pendek dengan pemberian makanan tambahan bagi bayi dibawa lima tahun (Balita) dengan tiga kategori.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
PEMERIKSAAN - Kunjungan dokter Spesialis Anak di Puskesmas Oesapa, untuk pemeriksaan anak stunting dan resep susu khusus anak stunting. 

"Kita sudah lakukan sesuai ketentuan SPM. Semoga Tahun 2025 target kita di bawah 13 persen," kata Panondang.

Sama seperti yang disampaikan Sekretaris Dinkes Kota Kupang, Kapus Alak dan pihaknya terus mengoptimalkan kinerja pelayanan kesehatan dalam menekan stunting di wilayah puskesmas Alak.

"Kita lakukan pemeriksaan kesehatan kepada balita dan anak sekolah di setiap tahun ajaran baru. Berikutnya aksi makan bergizi kepada remaja putri di SMP terdekat dengan pemberian tablet tambah darah untuk cegah anemia. Bagi para ibu dari lahir diberikan pembekalan dan sosialisasi, dan bagi anak stunting diberikan susu PKMK," tutur Panondang.

Dokter Panondang pun memberikan data persentase stunting di Puskesmas Alak dalam dua tahun terakhir.

Baca juga: Wali Kota Kupang Serahkan Penghargaan Buat Siswa Peraih Juara Kompetisi Abacus International 2024


"Tahun 2023 jumlahnya 16 persen. Tahun 2024 jumlahnya turun ke 14 persen. Lalu per Maret 2025, persentase stunting di Puskesmas Alak berjumlah 12,3 persen," ungkap dokter yang berasal dari Sumatra tersebut.

Ia juga turut menyampaikan data stunting di setiap Kelurahan yang dibawai Puskesmas Alak. Tahun 2024.

"Kelurahan Nunhila 8,4 persen atau sebanyak 15 balita. Kelurahan NBS 8,9 persen atau sebanyak 26 balita. Kelurahan NBD 12,8 persen atau sebanyak 32 balita. Sedangkan Kelurahan Namosain 14,2 persen atau sebanyak 123 anak," katanya.

Dengan trend stunting di Puskesmas Alak yang perlahan menurun, saat ditemui POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya, Camat Alak, Yulianus Willem Pally mengaku memiliki cara khusus untuk menekan stunting di Wilayah kecamatan Alak.

"Beta selalu beritahu semua ASN di wilayah Alak agar dengan sukarela dan tanpa paksaan menyisihkan penghasilan mereka untuk membantu anak stunting," kata Yulianus.

Menurut Yulianus bahwa gerakan itu adalah sebuah sumbangan kasih. Dimana dana sukarela yang yang dikumpulkan itu dengan kategorinya masing-masing.

"Camat 200 ribu rupiah, Lurah 50 ribu rupiah, Kasi 15 ribu rupiah, dan ASN Nonjob 10 ribu rupiah," ujarnya.

Sumbangan kasih ini sudah dijalankan selama tiga tahun.

Setiap bulan Willem Pally mengatakan terkumpul Rp 1.500.000. Setelah terkumpul selama tiga bulan lalu, uang tersebut akan dibelanjakan makanan bagi kebutuhan anak stunting di setiap posyandu di Kecamatan Alak.

Uang yang terkumpul itu kita akan belanja kacang hijau, susu, telur, biskuit, dan gula. Setiap tiga bulan kita akan serahkan ke posyandu yang ada di Keluarahan. Satu Kelurahan, satu posyandu per tiga bulan sekali. Ini akan bergiliran terus," kata Willem.

Lurah Namosain, Kecamatan Alak, Rino Mbura membenarkan data stunting di wilayahnya masih tinggi.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved