KKB Papua

Yuni Enumbi Sudah 2 Kali Bantu Selundupkan Senjata untuk KKB Papua

Atas kasus itu, Yuni Enumbi pun dipecat sebagai anggota TNI AD berdasarkan putusan sidang Mahkamah Militer.

Editor: Ryan Nong
Tangkapan Layar Kompas TV via Tribunnews
PEMASOK SENJATA KKB - Seorang pecatan TNI, Yuni Enumbi (29), ditangkap di Keerom, Papua, pada Kamis (6/3/2025), saat hendak menyelundupkan senjata untuk KKB di Puncak Jaya. Yuni ditangkap bersama dua orang lainnya, yakni sopir dan helper. 

Sebab, dari ciri fisiknya, terdapat tulisan Pindad di senjata yang dibeli Yuni Enumbi.

Tak hanya itu, senjata tersebut memiliki bentuk yang sama seperti produksi Pindad.

"Kalau dari sisi fisiknya, senpi sudah jelas tertulis (dari Pindad)."

"Ini sudah disamakan dan disesuaikan dengan senjata yang keluaran Pindad dan sangat sama, terbukti merupakan keluaran Pindad," jelas Irjen Patrige.

Kendati demikian, Patrige mengatakan pihaknya akan mengecek langsung senjata itu kepada Laboratorium Forensik (Labfor) untuk mengetahui secara pasti dari mana asalnya.

Baca juga: Sosok Yuni Enumbi, Pecatan TNI Selundupkan Senjata Pindad untuk KKB Papua, Jadi Tersangka Utama

"Untuk mengecek kepastiannya, tentu kita akan ke Laboratorium Forensik," ujarnya.

Kronologi Yuni Enumbi Ditangkap

Penangkapan terhadap Yuni Enumbi bermula saat tim kepolisian mendapat informasi mengenai pergerakan senjata ilegal yang akan dikirimkan ke Puncak Jaya lewat jalur darat.

Mereka pun melakukan pemantauan dan penyidikan di sejumlah titik di Jayapura dan Keerom sejak 1 Maret 2025.

Akhirnya, tim gabungan Satgas Operasi Damai Cartenz-2025 bersama Polda Papua berhasil mengamankan ketiga pelaku di Keerom, Kamis (6/3/2025) pukul 22.50 WIT.

Ketiga pelaku itu adalah Yuni Enumbi, seorang sopir bernama Yudhi Kalalo dan helper bernama Matius Payokwa.

"Penangkapan ini menegaskan komitmen Polri dalam menjaga keamanan serta mencegah peredaran senjata ilegal yang dapat mengancam stabilitas wilayah Papua," ujar Irjen Patrige, Sabtu, dalam jumpa pers.

"Penyidikan lebih lanjut masih berlangsung untuk menangkap jaringan dan asal-usul senjata tersebut," imbuhnya. (*)

 

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved