Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 8 Maret 2025, Kasih Membawa Pertobatan Total

Dalam injil Lukas (5: 27-32) hari ini, Yesus memanggil Lewi seorang pemungut cukai untuk mengikutiNya.

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO
RENUNGAN KATOLIK- RP.Jhon Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk Sabtu 8 Maret 2025 

Oleh : RP Jhon Lewar SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Sabtu 8 Maret 2025 ditulis RP Jhon Lewar SVD berjudul, Kasih membawa Pertobatan Total.

RP Jhon Lewar SVD menulis renungan Hari Minggu Biasa VIII merujuk pada Lectio: Yesaya 58:9b-14; Mazmur 86:1-2,3-4,5-6; Lukas 5:27-32.

Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis oleh RP Jhon Lewar SVD hari ini.

Meditatio:

Kehendak Tuhan jauh lebih tinggi daripada keinginan kita sebagai manusia semata. Ia menghendaki keselamatan semua orang, sedangkan kita masih sering mementingkan diri sendiri.

Dalam injil Lukas (5: 27-32) hari ini, Yesus memanggil Lewi seorang pemungut cukai untuk mengikutiNya. Lewi melepaskan pekerjaannya dan mengikuti Yesus.

Karena sukacitanya, Lewi pun mengundang Yesus makan di rumahnya. Mereka yang diundang kebanyakan pemungut cukai dan orang berdosa serta para murid. Orang Farisi dan Ahli Taurat bersungut-sungut ketika Yesus Yesus makan bersama Lewi dan para pemungut cukai serta orangorang berdosa.

Mereka mempersoalkan peristiwa itu. Berhadapan dengan persoalan yang diajukan oleh para penentang, Yesus menyatakan tujuan pelayananNya. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa supaya mereka bertobat (Lukas 5:32).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 8 Maret 2025, “Berdiri dan Meninggalkan Segala Sesuatu”

Hal ini bukan berarti Yesus sedang menunjukkan sikap apatis terhadap orang benar. Sebaliknya, Ia hendak menegaskan bahwa keselamatan menjadi tujuan utama karya pelayananNya bagi manusia.

Dosa sekecil apapun membelenggu jiwa manusia dan akhirnya membinasakannya. Yesus tidak ingin jiwa direnggut oleh dosa. Ia sendiri telah menjadikan diri-Nya sebagai silih atas dosa-dosa kita.

Kita diutus oleh Tuhan untuk membawa keselamatan di tengah sesama. Seluruh perbuatan kita sehari-hari hendaknya bertujuan demi kebaikan dan keselamatan banyak orang. Kita seringkali mudah menilai dan membanding-bandingkan hidup orang lain.

Bahkan, kita mudah menghakimi. Kita perlu rendah hati dan belajar untuk memandang orang
lain dengan martabat yang dimilikinya bukan hanya berfokus pada kesalahan yang dilakukannya.

Kita harus jeli memisahkan pribadi manusia yang harus kita hormati dan perbuatan buruk yang
menyertainya.

Teladan itulah yang diwariskan Yesus kepada kita semua. Ia makan bersama dengan para pemungut cukai dan orang berdosa. Pada perikop injil lain, Yesus membiarkan pergi seorang wanita yang kedapatan melakukan perzinahan.

Yesus hanya berpesan kepadanya supaya tidak melakukannya lagi. Dengan cara itu, apakah Yesus membenarkan perbuatan dosa? Tentu tidak. Dosa harus ditinggalkan, tetapi orang yang terbelenggu harus diselamatkan dari dosanya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 8 Maret 2025, Melihat Diri dengan Jujur daripada Mengadili

Yesus memberi teladan bagi kita bahwa kasih dapat mempertobatkan. Di hadapan para pendosa, Yesus hadir bukan pertama-tama sebagai seorang hakim yang berwenang menghakimi dan menjatuhkan vonis.

Sebaliknya, Ia hadir sebagai pribadi seorang Bapa yang baik, yang menunjukkan belas kasih kepada mereka.

Dosa dikalahkan dengan kasih. Kehadiran Yesus yang penuh lemah lembut dan merangkul, telah menyadarkan hati mereka akan agungnya kebaikan Tuhan dan mengubah kecenderungan berbuat dosa menjadi berbuat baik.

Janganlah kita mudah menghakimi, sebab ukuran yang kita pakai akan diukurkan kepada kita juga. Sikap mudah menghakimi hanya menciptakan lingkaran penghakiman dan membuat hidup tidak harmonis dengan sesama.

Sikap mengasihi akan melahirkan rasa haru dalam hati akan kebaikan Tuhan, menggugah hati
yang keras dan bebal menjadi terbuka dan lembut. Jika kita ingin menyelamatkan jiwa manusia, maka kita harus berusaha hidup dalam kasih apapun bentuknya.

Yesus selalu mewartakan bahwa kasih haruslah menjadi jiwa dari hukum-hukum. Percaya kepada Yesus sejatinya adalah menempatkan cinta kasih di atas hukum.

Penerimaan dan kasih Yesus mengubah Lewi dan memunculkan apa yang terbaik dalam dirinya, sehingga Allah bisa menggunakannya untuk menjadi saluran berkat-Nya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 8 Maret 2025, Melihat Diri dengan Jujur daripada Mengadili

Kita bisa menjadi apa yang terbaik yang ada dalam diri kita, karena Yesus mencintai kita. Kuasa cinta-Nya mengubah kita secara total (Yes. 58: 9b- 14).

Missio:

Mari kita semakin mempertajam cinta kasih terutama selama masa prapaskah ini. Kita membiasakan diri untuk memandang sesama sebagai pribadi yang baik, yang butuh perhatian dan kebaikan dari kita.

Kita tinggalkan perkataan-perkataan yang kurang membangun, sebaliknya, kita segarkan pergaulan dengan perkataan yang meneguhkan dan memberi harapan.

Doa:

Ya Yesus, bantulah kami untuk mengalami cinta-Mu agar apa yang terbaik dalam diri kami bisa diwujudkannyatakan kepada sesama...Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Sabtu sesudah Rabu Abu, hari keempat Masa Prapaskah. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved