Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu Abu 5 Maret 2025: Pantang dan Puasa
Renungan Harian Katolik Rabu Abu 5 Maret 2025 dengan judul Pantang dan Puasa.
Oleh: Pastor John Lewar, SVD
Rohaniawan tinggal di Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Rabu Abu 5 Maret 2025 dengan judul Pantang dan Puasa, Abu Tanda Petobatan dan Kefanaan Manusia ini merujuk kepada Bacaan Yoel 2:12-18; Mazmur 51:3-4,5-6a,12-13,14,17;
2Korintus 5:20-6:2; dan Injil Matius 6:1-6,16-18.
Simak selengkapnya:
Meditatio:
Pada hari ini, Rabu 5 Maret 2025, semua umat Katolik seluruh dunia merayakan Rabu Abu, sebuah hari suci yang menandai awal Masa Prapaskah, periode pertobatan dan refleksi rohani yang berlangsung selama 40 hari hingga Paskah.
Abu yang dioleskan di dahi manusia bukan hanya sekedar tanda lahiriah tetapi memiliki makna yang dalam, mengingatkan manusia akan kefanaan dan panggilannya untuk Kembali kepada Allah.
Abu yang digunakan pada perayaan ini berasal dari daun palma yang telah diberkati pada Minggu Palma tahun sebelumnya.
Masa Prapaskah, merupakan periode refleksi, pertobatan, dan persiapan spiritual menjelang Paskah.
Selama 40 hari ini, umat Katolik diwajibkan untuk menjalankan puasa dan pantang, yang merupakan bagian dari tradisi gereja untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui disiplin diri dan amal.
Pada hari-hari tertentu selama Masa Prapaskah, umat Katolik diwajibkan berpuasa, yakni hanya makan sekali sehari, serta berpantang dengan menghindari konsumsi daging dan memilih makanan yang lebih sederhana.
Hari-hari wajib puasa dan pantang antara lain Rabu Abu (5
Maret 2025) dan Jumat Agung (18 April 2025), serta setiap Jumat selama masa Prapaskah.
Bacaan-bacaan hari ini mengarahkan kita untuk kembali kepada Tuhan dengan hati yang tulus dan rendah hati, memohon belas kasihan-Nya, dan menjalani hidup dengan integritas dan kesungguhan. Nabi Yoel (Yl. 2:12-18) mengajak kita kembali kepada Tuhan dengan segenap hati.
Sebab, pertobatan sejati bukanlah sekadar ritual atau penampilan luar, melainkan perubahan hati yang mendalam. Tuhan menginginkan kita merobek hati kita, menunjukkan penyesalan yang tulus atas dosa-dosa kita, dan berbalik kepada-Nya karena Dia penuh kasih dan belas kasihan.
Rasul Paulus (2Kor. 5:20-6:2) mengingatkan bahwa kita adalah utusan utusan Kristus yang dipanggil untuk mendamaikan diri kita dengan Allah.
Melalui Kristus, kita telah menerima kasih karunia yang besar, dan kita tidak boleh menyia-nyiakannya. Sekarang adalah saat yang tepat untuk bertobat dan menerima penyelamatan yang Tuhan tawårkan.
Melalui Injil Matius ( 6:1-6,16-18) Yesus mengajarkan kita tentang cara yang benar dalam memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa. Dia menekankan pentingnya ketulusan hati dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah kita.
Semua yang kita lakukan hendaknya untuk menyenangkan hati Tuhan, bukan mencari pujian dari manusia.
Renungan Harian Katolik Rabu Abu
Renungan Harian Katolik
Pantang dan Puasa
Rabu Abu
Pastor Jhon Lewar SVD
Prapaskah
POS-KUPANG.COM
Abu Tanda Pertobatan
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, “Berjaga-jagalah” |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, "Siaga untuk Selalu Berbuat Baik" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, "Berjaga-jaga Dalam Kehidupan Sehari-hari" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025, Ketulusan Iman, Bukan Sekadar Penampilan |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025, "Bersaksi Melawan Diri Sendiri" |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.