Opini
Opini: Scientia Potentia Est, Saatnya Kampus di NTT Mengubah Ilmu Jadi Aksi
Pengabdian kepada masyarakat harus diperkuat agar perguruan tinggi dapat memberikan dampak langsung bagi masyarakat.
Perguruan tinggi dapat berperan dalam mengembangkan program intervensi berbasis komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi dan kesehatan ibu serta anak.
Riset mengenai pangan lokal yang kaya nutrisi harus ditingkatkan agar dapat menjadi solusi jangka panjang dalam menangani permasalahan gizi buruk di NTT.
Selain itu, pengabdian kepada masyarakat harus diperkuat agar perguruan tinggi dapat memberikan dampak langsung bagi masyarakat.
Mahasiswa dan dosen dari berbagai disiplin ilmu dapat dilibatkan dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berorientasi pada penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem.
Misalnya, mahasiswa dari fakultas kesehatan dapat melakukan sosialisasi tentang pentingnya gizi bagi ibu hamil dan anak, sementara mahasiswa dari fakultas pertanian dapat mengajarkan teknik bertani yang lebih produktif dan berkelanjutan bagi petani lokal.
Dalam menghadapi keterbatasan anggaran, perguruan tinggi juga harus lebih aktif dalam menjalin kemitraan dengan berbagai pihak.
Pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan universitas untuk mengembangkan program berbasis riset yang dapat menjadi dasar kebijakan dalam menangani kemiskinan dan stunting.
Perguruan tinggi juga dapat menjalin kemitraan dengan sektor swasta untuk mendukung program-program intervensi yang berkelanjutan, seperti pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal atau program pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.
Reformasi kurikulum juga menjadi langkah penting dalam memastikan bahwa pendidikan tinggi di NTT mampu menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan pembangunan daerah.
Kurikulum yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan praktik lapangan akan memastikan bahwa lulusan memiliki keterampilan yang relevan untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah.
Program pendidikan vokasi yang berbasis pada potensi lokal, seperti teknologi pangan dan agroteknologi, harus dikembangkan agar masyarakat memiliki keterampilan yang dapat meningkatkan taraf hidup mereka.
Digitalisasi pendidikan juga harus dioptimalkan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan tinggi.
Dengan memanfaatkan teknologi daring dan sumber daya terbuka, perguruan tinggi dapat memperluas jangkauan pendidikannya ke daerah-daerah terpencil.
Pembelajaran berbasis teknologi tidak hanya mengurangi biaya operasional, tetapi juga memastikan bahwa lebih banyak anak muda di NTT dapat mengakses pendidikan berkualitas tanpa harus meninggalkan daerah mereka.
Selain strategi akademik, perguruan tinggi harus menggali sumber pendanaan alternatif untuk mendukung program-program mereka.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.