NTT Terkini
Workshop Jurnalistik dan Konten Kreator, Kadis Dikbud NTT Ingatkan Guru Tak Ngonten Saat Mengajar
Dia menyebut, guru harus tetap memperhatikan kaidah dan norma yang berlaku saat bermedia sosial saat berada di sekolah.
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (Kadis Dikbud NTT), Ambrosius Kodo mengingatkan para guru agar tidak "ngonten" saat mengajar di kelas.
Itu disampaikan Ambrosius saat membuka kegiatan "Workshop Jurnalistik dan Content Creator bagi Wakasek Humas dan Operator Media Jenjang SMA dan SMK Kota Kupang” di Hotel Swiss Belcourt Kupang, Senin (17/2/2025) pagi.
"Tidak ada yang melarang bermedia sosial, tetapi jangan 'ngonten' saat jam mengajar, harus dapar izin dari kepala sekolah, kepala dinas," pesan Ambrosius.
Dia menyebut, guru harus tetap memperhatikan kaidah dan norma yang berlaku saat bermedia sosial saat berada di sekolah.
Ambrosius dalam kesempatan itu, juga mengingatkan para guru agar lebih banyak membuat konten edukatif dan memberi informasi positif tentang sekolah agar dapat mendorong sekolah terus berkembang.
“Dorong anak-anak untuk terus berprestasi. Dorong sekolah untuk terus berkembang," ujar mantan Kepala Pelaksana BPND NTT.
Ambrosius juga mengapresiasi kolaborasi yang dilakukan MKKS SMA dan MKKS SMK di Kota Kupang yang menyelenggarakan pelatihan jurnalistik dan konten kreator tersebut.
"Ini kolaborasi yang luar biasa. Jadi kita berharap jurnalis sekolah yang bagus dapat dijaga," lanjut Ambrosius.
Menurut dia, sekolah harus terus memproduksi informasi positif untuk memperkuat citra sekolah. "Jangan satu guru punya ulah lalu sekolah itu hancur. Jangan karena satu murid punya salah lalu sekolah itu hancur. Kasih informasi - informasi positif supaya publik diisi dengan hal positif tentang sekolah," pesan dia.
Desain masa depan
Ambrosius mengajak semua kepala sekolah yang hadir untuk berpikir dan mendesain masa depan anak-anak. Dia menegaskan, pemimpin termasuk para kepala sekolah harus memiliki mimpi untuk membawa sekolah dan anak anak didik jauh lebih baik.
“Jangan hanya berpikir soal tiga tahun anak tersebut di sekolah tetapi berpikir masa depan anak setelah tamat. Itulah guru. Harus mengetahui kemana anak itu pergi setelah tamat,” ungkap dia.
“Teruslah berinovasi. Kalaupun belum bisa membuat perubahan, setidaknya bisa membuat pembeda,” lanjut dia.
Dia juga mengajak para guru dan sekolah agar terus bersemangat melaksanakan program GENTABELIS. Menurutnya budaya membaca dan menulis harus menjadi kebutuhan. Karena itu, dia berpesan agar majalah dinding sekolah kembali diaktifkan dan diproduksi secara berkala.
Sementara itu, Ketua MKKS SMK Kota Kupang, Semi Ndolu yang bertindak selaku ketua panitia juga menyebut bahwa kegiatan itu merupakan bentuk dukungan sekolah terhadap program GENTABELIS yang digagas Kadis Dikbud NTT.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.