Opini
Opini: Konten Kreator FB Pro, Profesi Guru, dan Etika
Pengguna Facebook dengan sukarela dan berkesadaran tinggi akan membuka dirinya untuk bersedia dikomentari, dilihat, dan juga dipeloloti.
Lebih selektif juga menayangkan konten agar sesuai dengan keprofesionalan akun. Etika itu harus dijaga agar akun tetap menarik bagi pengguna sosial media.
Guru Berlabel Konten Kreator
Berbicara tentang pendidikan maka sosok seorang guru sangatalah vital. Tidak bisa dibantahkan lagi kalau guru adalah obor yang menerangi kegelapan. Semuanya akan sepakat bahwa guru adalah sosok yang digugu dan ditiru.
Guru menjadi profesi yang amat mulia, sehingga guru layak menjadi model di masyarakat.
Guru bukan hanya mengajar namun lebih dari itu mengemban tugas yakni mendidik peserta didik agar bukan hanya pintar tapi juga cerdas beretika alias memiliki karakter yang baik.
Usia masa sekolah adalah usia siswa akan mudah meniru setiap semua yang ia lihat.
Maka dari itu, guru juga harus bisa memberikan contoh yang baik kepada peserta didiknya. Konsep tersebut harus sejalan antara perkataan dan perbuatan dari sang guru.
Fb pro bukan hanya menyisir kaum ibu-ibu ataupun masyarakat umumnya. Rupanya profesi mulia sebagai guru pun tergiur untuk menjadi konten kreator.
Tidak ada yang salah. Semuanya sah-sah saja. Bila berjalan di atas rel yang aman maka pasti baik adanya.
Dalam artian segala macam konten, baik itu berupa video, foto atau gambar, dan juga tulisan yang diposting oleh guru di dinding FB Pro miliknya bolelah berkisah tentang dunia pendidikan.
Akan lebih bijak apabila mengekspos tentang materi ajar, tugas-tugas yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
Tentu masih banyak nilai-nilai budi pekerti yang diajarkan bisa dibagikan di beranda FB pro milik guru yang berlabel konten kreator.
Bukan tentang FYP sehingga semuanya bebas berekspresi alias buka-bukaan di sosial media.
Bahkan ada yang jungkir balik buat konten sehari bisa empat sampai lima video. Parahnya lagi, isi konten yang dibuat berisi sindiran, hujatan dan olok-olokan.
Bukan hanya itu, tata cara berbusana pun nyaris lebih vulgar dan berjoget ria di depan kamera tanpa memperdulikan lagi nilai-nilai etika.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.