NTT Tekini
Pater Oris Liko dalam Refleksi Reba Kelitei di Kupang, Se Boge Kita Riu Roe, Se Kepo Kita Nari Nedo
cinta abadi tak terpisahkan. Suami istri harus setia satu sama lain seumur hidup.
POS-KUPANG.COM - Reba Kelitei di Jalan Amabi Tofa, Kelurahan Oebufu, Kota Kupang NTT berlangsung meriah.
Halaman rumah Bapak Yohanis Bai Boro dipenuhi penari dan undangan.
Tujuh Imam khusuk memimpin misa syukur dengan konselebran utama Pater Tinus Lado OCD dan didampingi P. Maxi Genggeng OCD, Pater Sius Nena, OCD, Pater Felix Elanvunkal OCD, PaterDami Leang Lengari OCD dan Pater Wili Roja Foju OCD
Sedangkan pengkotbah oleh Pater Oris Liko OCD yang mengacu dalam bacaan I:KEJ 3:9-24 tentang Tuhan mengusir manusia dari taman Eden supaya mengolah tanah.
Injil Markus Markus 8:1-10 tentang Hatiku tergerak oleh belas kasihan terhadap orang banyak ini
“Sili Ana Wunga, da Nuka Pera Gua.
Baca juga: Tim Intelijen Kejari Ende Tangkap Buronan Kasus Pedagangan Orang di NTT
Pine ine,ema pame, kae azi, lobo tozo tara dhaga. Ibu bapa saudara-saudari, umat Allah yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Hari ini, kita berkumpul bersama untuk memuji dan memuliakan Allah atas segala rahmat berkat yang dilimpahkanNya kepada kita dalam peristiwa Reba yang dipadukan dengan perayaan Ekaristi Kudus seabgai sumber iman kita.
Perayaan ini merupakan momentum yang penting untuk mengingat kembali relasi kehidupan yang telah dibangun dalam masyarakat Ngadha khususnya komunitas Kelitei di Kota Kupang. Leza dia na kita da meda mera dia teda meze tangi lewa, wi dhedhi mani ngia Ema Dewa zeta da ladho me'a : pujian dan harapan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kehidupan kepada kita manusia.

Manusia diciptakan oleh Allah sesuai dengan gambarNya sendiri. Allah menciptakan manusia bukan untuk berada dengan diri sendiri saja tetapi juga berada bersama yang lain. Manusia merupakan pribadi yang sangat berharga, bernilai di mata Allah dan sesama. Allah menghendaki supaya manusia tunduk, setia dan taat kepadaNyaagar ia memperoleh keselamatan. Tetapi manusia kepala batu (ulu watu), tidak taat dan maunya sendiri.
Manusia memiliki keakuan yang tinggi,sombong,angkuh dan mau menyamakan dirinya dengan sang Pencipta maka ia diusir dari taman Eden dan harus bekerja keras untuk mengolah tanah agar dari tanah itu ia dapat memperoleh kehidupan. ”Dengan susah payah engkau akan mencari rezeki dari tanah dan berpeluh engkau akan mencari makananmu. Orang Ngada bilang ,”Bugu kungu nee uri logo (manusia harus tekun bekerja dan menikmati hasil keringat sendiri)".
Manusia pertama mengabaikan perintah Allah dan Ia harus bertanggung jawab dengan diri dan kehidupannya. Dalam kitab Kejadian 3:9-24 kita mendengar bagaimana manusia pertama tidak taat, ingat diri dan saling mempersalahkan satu sama lain serta menanggung akibat dari ketidaktaannya. Manusia jarang mengakui kesalahannya.
Manusia lebih mudah untuk menghakimi sesamanya daripada mengakui dirinya sebagai pribadi yang rapuh,lemah danberdosa. Manusia yang tidak taat semakin jauh dari Allah dan harus bertobat serta berusaha keras untuk membangun kehidupannya yang lebih baik.
Dalam bacaan Injil Markus 8:1-10 memberikan gambaran tentang belas kasihan Yesus terhadap manusia. Hatiku tergerak oleh belas kasihan terhadap orang banyak ini.Belaskasihan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hidup Yesus.
Kata belaskasihan dari bahasa Ibrani (Khesed) Yunani; Elleos, Latin compati,Inggris compassion : kemampuan untuk menempatkan diri dalam pribadi orang lain sehingga dapat melihat, memikirkan dan merasakan seperti yang dialami orang lain".
Kemurahan hati berarti ungkapan simpati dan empati untuk menyatu dengan pribadi dan situasi yang sedang dialaminya. Belas kasihan yang bernilai selalu mengarah kepada suatu tindakan yang nyata untuk meringankan penderitaan orang lain. Itulah yang dilakukan oleh Yesus.
Tindakan belas kasihanNya tidak hanya membawa sukacita dan penyelamatan bagi banyak orang tetapi memberikan teladan kepada para murid bagaimana memiliki hati untuk sesama yang lain terutama yang lemah dan kurang diperhatikan dalam masyarakat. Kepada para murid Yesus katakan kamu harus memberi mereka makan.
Mukjizat yang dilakukan oleh Tuhan sungguh luar biasa. Mereka makan sampai kenyang(sé boge kita riu roe, sé képo kita nari nédo: satu potong kita nikmati bersama enaknya dan satu genggam kita cicipi bersama enaknya). Apa yang kita miliki, hendaknya tidak hanya membahagiakan diri kita sendiri tetapi berbagi dengan yang membutuhkan.Itulah yang membahagiakan kita.
Umat beriman yang terkasih dalam Tuhan.
Bacaan-bacaan suci pada hari ini berkaitan erat dengan peristiwa reba yang kita rayakan sore ini. Reba bukan hanya perayaan syukur tetapi lebih dari itu mengajarkan kepada kita nilai-nilai universal yakni bagaimana membangun relasi kehidupan yang harmonis dengan yang Ilahi: (Dewa zeta ): relasi yang harmonis dengan sesama manusia (Bhodha molo ngata go kita ata (menaruh hormat pada pribadi manusia) dan relasi dengan alam semesta. Bumi menjadi ibu dari segala yang hidup.

Oleh karena itu ia harus dijaga dan dirawat karena darinyalah kita memperoleh kehidupan. Jika jaringan relasi kehidupan ini dijaga dan dihidupkan dalam kehidupan setiap hari maka akan tercipta kedamaian, kesimbangan, kesejahteraan dalam kampung dunia yang sedang kita diami ini.
Para leluhur Ngada telah mewariskan harta kekayaan yang begitu bernilai dalam bentuk pata dela sebagai pedoman/pegangan bagi orang Ngada untuk dihidupi setiap hari. Kalau orang kelitei tidak menghidupinya berarti dia tidak menjadi bagian dari komunitasnya. Adapun nilai-nilai kehidupan yang diturunkan oleh para leluhur kita:
Nilai kesetiaan dalam perkawinan: Dewa da petti ghemi, miu ma'e beta beki: yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia. Go ra'abere mori zuamoe go wea da laladhape: cinta abadi tak terpisahkan. Suami istri harus setia satu sama lain seumur hidup.
Nilai persaudaraan: Dapi'obodhane'eda sipo, da bopone'e da dho'o :dalam kehidupan bersama kita membutuhkan bantuan sesame yang lain. Ungkapan ini senada dengan "Modhe-modhe ne'e soga woe, meku ne'e doa delu yang berati berbuat baiklah dengan semua orang. Karena kebaikan membawa makna dalam komunitas sosial.
Nilai kejujuran: "ma'e siri go dhiri - ma'e laga go lange", arti harafiahnya "jangan menggeser pinggir, jangan melanggar batas. Ungkapan ini senada dengan Go ngata go ngata, go tenge go tenge: menerima milik sendiri dan mengakui milik orang lain. Dengan kata lain jangan serakah.
Nilai keadilan : “Bhodha moe nio da dhoi” pali: harus seperti memikul buah kelapa secara seimbang pada kayu pikulan. Kita diminta untuk berlaku adil dan tidak pilih kasih dalam pelayanan.
Nilai penghormatan: “wiwi ma’e isi lema ma’e sema” : kita harus menjaga, mengendalikan bibir dan lidah dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Nilai tanggung jawab dan kerja sama: "suu papa suru, saa papa laka", yang berarti "menjunjung dan memikul beban secara bersama-sama.
Nilai kerendahan hati. “Ma’e melo go beke da meze –ma’e ngada ngi’i go kasa da kapa” berarti “jangan bangga karena dada yang besar. Kita diajak untuk jangan sombong dalam hidup. Karena kesombongan dapat menghancurkan diri sendiri.
Nilai hidup hemat : Toka se alu resi se alu :kita diajak untuk tidak bersikap boros dalam menggunakan bahan makan.
Nilai cinta kasih : Maku ne'e da fai walu, kago ne'e da ana salo kita harus bersimpati dengan para janda dan anak yatim piatu, kaum miskin dan terlantar.

Pesan pesan yang disampaikan oleh para leluhur senada, sefrekwensi dengan Sabda Tuhan kita Yesus Kristus. Agar kita berjalan di jalan yang benar(molo), dan menuju kekudusan(milo) untuk mencapai keselamatan.
La'a nono zala page netu wae: kemanapun kita melangkah, kita harus mengikuti tuntunan kata hati karena ia mengarahkan kepada kebaikan.
Marilah kita mewarisi dan menghidupinilai-nilai injili dalam kehidupan kita setiap hari sehingga kehadiran kita boleh berguna bagi dunia kita. Amin.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.