NTT Terkini
Jurus Melki - Johni Atasi Keterbatasan APBD NTT di Tengah Efisiensi Anggaran
Gubernur NTT Melki Laka Lena siapkan langkah atasi keterbatasan APBD NTT terkait pelaksanaan efisiensi anggaran
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Gubernur NTT Melki Laka Lena sudah menyiapkan langkah mengatasi keterbatasan APBD NTT di tengah adanya pelaksanaan efisiensi anggaran yang dilakukan Pemerintah Pusat.
Diketahui, dana transfer ke Provinsi NTT dipangkas Rp 184 miliar oleh Pemerintah Pusat. Dana itu berada pada alokasi DAU spesifik grand Rp 102 miliar dan DAK Rp 80-an miliar.
Waketum DPP Golkar itu berkata, Melki - Johni tetap mengikuti politik anggaran yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto. Efisiensi itu dalam rangka mendorong penggunaan bagi kepentingan publik.
Dia mengutip penyampaian Prabowo ihwal banyaknya uang yang tidak digunakan untuk membangun sekolah. Pesan dari pernyataan pada salah satu contoh itu, kata dia, agar anggaran bisa digunakan untuk umum atau mengurangi urusan seremonial.
"Kami sudah bicara dengan tim transisi, untuk anggaran yang ada pertama, visi misi Melki - Johni dialokasikan anggaran, juga sekaligus evaluasi lagi semua anggaran yang ada," kata Melki Laka Lena, Selasa (11/2/2025) di Aula El Tari Kantor Gubernur NTT.
Demikian juga dengan sumber anggaran dari Pemerintah Pusat, agar ditujukan pada belanja publik di berbagai sektor. Politikus Golkar itu mengatakan, program hilirisasi non tambang juga menjadi salah satu daya ungkit perekonomian di NTT.
Baca juga: KemenPAN-RB dan BKN Beberkan Nasib CPNS 2024 Setelah Efisiensi Anggaran oleh Presiden Prabowo
Nantinya satu desa hingga rumah ibadah didorong untuk memiliki produk. Lewat program satu desa, satu produk, Melki - Johni ingin mewujudkan itu, tanpa harus menunggu investasi.
"Uang yang ada ini pasti akan disalurkan kembali. Jadi kita ini efektifkan dulu yang ada, nanti akan dikembalikan lagi dari Pemerintah Pusat melalui program sektoral. Maksud baik Pak Prabowo, uang yang ada kita pakai untuk belanja publik," ujar dia.
Melki meyakini situasi ini bisa dilewati. Apalagi, sejarah pembangunan di NTT, tidak lepas dari gotong royong. Dia optimis ekonomi dan pembangunan terus tumbuh dengan berbagai potensi yang ada.
Melki menyoroti bahwa di NTT, sekitar 80 persen perputaran ekonomi digerakkan oleh belanja pemerintah, sementara hanya 20 persen berasal dari sektor swasta.
Berbeda dengan tingkat nasional, di mana ekonomi lebih banyak ditopang oleh swasta, kondisi ini membuat pengelolaan anggaran pemerintah menjadi faktor penentu utama dalam perkembangan ekonomi daerah.
"Jika kita salah belanja, maka ekonomi akan sulit bergerak. Sebaliknya, jika belanja dilakukan dengan baik, maka perekonomian akan terdorong ke arah yang lebih baik," ujar Melki.
Ia pun berharap agar belanja publik diperbesar untuk mempercepat pertumbuhan sektor swasta, sehingga roda ekonomi dapat bergerak lebih dinamis.
Baca juga: Dampak Efisiensi Anggaran, Pegawai MK Gajian Hanya Sampai Mei
Hilirisasi dan Investasi untuk NTT
Melki juga menegaskan pentingnya hilirisasi produk lokal agar nilai tambah ekonomi dapat dinikmati di dalam daerah. Ia memastikan bahwa bahan mentah dari NTT tidak akan lagi dijual keluar dalam bentuk mentah, melainkan harus diolah di dalam daerah.
"Kami akan mengembangkan sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan pariwisata dengan hilirisasi sebagai fokus utama. Ini sejalan dengan visi pemerintah pusat," tambahnya.
Selain itu, Melki menyoroti minimnya investasi besar di NTT. Saat ini, satu-satunya industri besar yang masih bertahan adalah PT Semen Kupang, yang kondisinya pun tidak optimal. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya menarik lebih banyak investasi, baik skala kecil maupun besar.
Salah satu peluang yang sedang dikembangkan adalah sektor garam dan rumput laut, di mana NTT berpotensi menjadi pusat produksi nasional.
Namun, Melki mengingatkan bahwa dana investasi dari pemerintah pusat bersifat kompetitif. Jika NTT terlambat mengajukan usulan, maka dana tersebut bisa dialokasikan ke provinsi lain.
"Uang di Jakarta tidak ber-KTP NTT. Kalau kita lambat, maka dana itu akan pindah ke daerah lain," tegasnya.
Melki berharap agar setelah pemerintahan baru dilantik, fokus pembangunan ekonomi NTT semakin jelas dan konkret. Dengan strategi yang tepat dalam belanja publik dan investasi, ia optimistis NTT bisa tumbuh lebih cepat dan mandiri.
"Saya tawarkan, setelah dilantik nanti, kita akan bahas lebih lanjut bagaimana strategi terbaik untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi NTT," ujarnya. (fan)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
BERITA POPULER- Gubernur-Wagub Tak Hadiri Paripurna, Bumil di Rote Meninggal, Warga Terkena Rabies |
![]() |
---|
Pertumbuhan Ekonomi NTT Triwulan II Tumbuh 5,44 Persen, Tertinggi Sejak 2019 |
![]() |
---|
Kelakar Fraksi Demokrat DPRD NTT Soal Kudeta Gubernur dan Wagub |
![]() |
---|
NTT Jadi Provinsi Pionir Eliminasi AIDS, TBC, dan Malaria 2030 |
![]() |
---|
Pemprov NTT Gandeng ICRAF Indonesia Dorong Pertumbuhan Ekonomi Hijau di NTT |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.