Ende Terkini

Pelajar SMAN 1 Mauponggo Panjat Tiang Bendera Demi Selamatkan Merah Putih 

Dalam arahannya, Ferdinandus Laki Nuwa yang bertindak sebagai pembina upacara saat itu memberikan apresiasi atas aksi heroik dari Nathan

Editor: Oby Lewanmeru
zoom-inlihat foto Pelajar SMAN 1 Mauponggo Panjat Tiang Bendera Demi Selamatkan Merah Putih 
POS-KUPANG.COM/HO-TANGKAPAN LAYAR
PANJAT TIANG BENDERA - Aksi panjat tiang bendera yang dilakukan Jonathan Samsi, pelajar XI 4 SMAN 1 Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Senin (3/2/2025) pagi di lapangan apel SMAN 1 Mauponggo guna menyelamatkan bendera merah akibat tali terputus saat upacara apel bendera.

Meski bukan termasuk murid yang menonjol secara akademis, Nathan dikenal sebagai murid yang memiliki disiplin tinggi.

Tidak heran, dia terpilih menjadi salah satu anggota OSIS SMAN 1 Mauponggo dan saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Kerja Ambalan Gudep SMAN 1 Mauponggo.

Dia juga menjadi salah satu pengurus OSIS SMAN 1 Mauponggo yang baru selesai mengikuti OSIS Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar (LKTD).

Berdasarkan wawancara tim media SMAN 1 Mauponggo di kediamannya di Mala Munde beberapa waktu lalu, Nathan sejak SD selalu mengikuti kegiatan Pramuka dan pernah menjadi anggota paskibra tingkat Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo.

Anak dari tukang sensor kayu ini mengatakan, aksi nekatnya memanjat tiang bendera di sekolahnya pada saat itu karena ingin menyelamatkan suasana apel bendera yang berjalan dengan hikmat.

Apalagi dirinya yang kerap mengikuti sang ayah saat sensor kayu, sering memanjat pohon tinggi. 

"Saya sering ikut bapa saat sensor kayu, jadi saya sudah terbiasa dengan panjat memanjat pohon yang tinggi," ujar anak ketiga dari empat bersaudara ini.

Nathan merupakan anak ketiga dari pasangan Yohanes Jea dan Mama Maria Imelda Ali yang kesehariannya berprofesi sebagai petani. 

Mereka tinggal di rumah yang sangat sederhana di Mala Munde, Desa Wolotelu, Kecamatan Mauponggo.  

Jarak tempah dari rumahnya ke sekolah sejauh 6 km. Setiap hari, Nathan menggunakan sepeda moto ke sekolah. Untuk mengisi bahan bakar kendaraan roda duanya, setiap sore sepulang sekolah, Nathan bekerja sebagai seorang pemanjat kelapa dengan biaya Rp 10 ribu/pohon. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved