Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 5 Februari 2025, Setialah pada Jalan Salib
Karena itu kita diingatkan bahwa Tuhan menghajar orang yang dikasi-Nya dan menyesah orang yang diakuinya sebagai anak.
Oleh : RP Markus Tulu SVD
Ibr. 12:4-7.11-15; Mrk. 6:1-6
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Rabu 5 Februari 2025, Setialah pada Jalan Salib
Pada Hari Peringatan Santa Agata, Perawan dan Martir; Kita diminta untuk merenung model hidupnya. Agata adalah anak seorang bangsawan yang kaya dan berkuasa.
Komitmen akan tetap hidup suci di hadapan Tuhan membuatnya menolak tegas lamaran Quintianus, seorang pegawai tinggi kerajaan Romawi.
Akibat dari penolakkan itu Agata ditangkap dan dipenjarakan dengan maksud untuk mencemari kesuciannya. Tapi semua usaha picik itu ternyata sia-sia belaka. Karena dengan bantuan rahmat Tuhan, Agata tetap menunjukkan dirinya sebagai mempelai Kristus yang teguh dan suci murni.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 4 Februari 2025, Dalam KasihNya, Pasti Tuhan Akan Menolong
Quintianus semakin berang dan terus menyiksa Agata hingga mati. Agata menghadapi ajalnya dengan perkasa dan menerima mahkota keperawanan dan kemartirannya. Dengan cara hidupnya demikian sebenarnya bagi kita bisa memandangnya sebagai teladan.
Karena itu kita diingatkan bahwa Tuhan menghajar orang yang dikasi-Nya dan menyesah orang yang diakuinya sebagai anak.
Benar bahwa tiap-tiap hajaran tidak mendatangkan sukacita saat diberikan namun kemudian ia menghasilkan kebenaran dan keselamatan hidup kekal. Karena itu berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan.
Karena tanpa kekudusan tak seorangpun dapat melihat Tuhan. Dan memang orang tidak mungkin menerima Yesus sebagai nabi di tempat asal-Nya sendiri, di antara kaum keluarga-Nya dan di rumah-Nya, tanpa hidup kudus.
Karena pengalaman ditolak oleh orang-orang dekat-Nya itulah Yesus akhirnya mengingatkan kita bahwa "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.
Kata-kata Yesus ini sebenarnya mau meneguhkan kita bahwa jalan hidup seorang murid Yesus adalan jalan salib. Tapi jika dihadapi dengan setia iman maka murid Yesus itu meraih mahkota kebenaran dan hidup yang menyelamatkan. Itulah model hidup yang dipersembahkan dalam keharuman iman. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.