Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 5 Februari 2025, Kuasa Allah Melampaui Status Sosial
Mari kita mengokohkan iman dan kepercayaan pada kuasa dan kebaikan Allah. Kita juga belajar menghargai dan menerima sesama
Oleh : Pastor Jhon Lewar SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Rabu 5 Februari 2025, Kuasa Allah Melampaui Status Sosial
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz, STM Nenuk Atambua Timor
Peringatan Wajib Santa Agatha
Lectio: Ibrani 12: 4-7,11-15; Mazmur 103:1-2,13-14,17-18a;
Markus. 6:1-6
l
Meditatio:
Yesus melalui Injil Markus hari ini, mengajak kita untuk meneropong persoalan sosial dan persoalan iman yang kita hadapi.
Persoalan sosial yang dimaksud adalah dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak sedikit orang yang meremehkan kemampuan sesama bahkan menurunkan harga diri sesama.
Yesus yang telah melakukan banyak mukjizat dan menyembuhkan banyak orang di berbagai tempat, justru
dipandang remeh oleh orang-orang sekampung-Nya, karena mereka hanya memandang latar belakang keluarga Yesus.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 3 Februari 2025, Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah
Persoalan iman juga dibonceng dalam persoalan sosial ini. Mereka tidak percaya bahwa Yesus yang adalah anak seorang tukang kayu sederhana, bisa mengajar dengan kata-kata penuh kuasa dan melakukan banyak
mukjizat yang menakjubkan banyak jemaat.
Akhir dari semua tindakan peremehan itu, menghantar mereka pada cacat iman yakni kecewa dan menolak Yesus.
Alasan kekecewaan mereka adalah karena di luar dugaan mereka, Yesus tampil dengan kuasa yang melampaui status sosial-Nya.
Mereka telah terperangkap dalam ruang kebencian, dendam serta iri, yang akhirnya melumpuhkan ketahanan serta kecerdasan iman mereka untuk mengalami kuasa serta kehadiran Allah di dalam Diri Yesus Kristus.
Yesus melalui kisah-Nya hari ini mengajak kita untuk menyadari sungguh bahwa setiap pengajaran, karya serta mukjizat yang dilakukan-Nya, sama sekali tidak terlepas dari iman dan kepercayaan.
Setiap kali Yesus menyembuhkan orang dari berbagai penyakit, Yesus selalu melihat kekuatan iman dari mereka yang memerlukan kasih dan kebaikan-Nya.
Pengalaman perjumpaan Yesus dengan orang-orang sekampung-Nya juga menjadi pengalaman kita. Kerap kali kita melihat sesama dari status sosial mereka. Sehingga kita pun tergiring ke dalam sikap meremehkan,
menghina, menolak bahkan mengucilkan orang lain.
Panggilan kemuridan menggugat kita untuk menghargai dan menerima sesama apa adanya, serta menyadarkan kita bahwa ruang serta kekuatan iman akan senantiasa mempersatukan kita untuk saling menerima dan saling mengakui.
Maka yang menjadi keprihatian Kristus dan Misi-Nya bukan terletak pada “tidak terjadinya mukjizat” melainkan pada lemah, susut serta gersangnya iman kita ketika berhadapan dengan Tuhan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.