Opini
Opini: Vokasi Bukan Pilihan Kedua, Strategi Transformasi NTT Menuju Masa Depan Mandiri
Kopi Bajawa adalah contoh produk unggulan NTT yang memiliki potensi besar untuk diintegrasikan ke dalam sektor pariwisata.
Pendidikan vokasi menjadi solusi utama dalam mengoptimalkan sumber daya lokal agar dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan industri, terutama dalam sektor pertanian, kelautan, dan pariwisata.
Oleh karena itu, pendidikan vokasi harus dikembangkan dengan pendekatan berbasis potensi lokal agar mampu menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja di NTT.
Sejumlah tantangan tentu masih dimiliki oleh wilayah NTT, di antaranya belum optimalnya kemitraan antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri.
Kemitraan yang lemah ini membuat lulusan vokasi kesulitan dalam memasuki pasar kerja dan beradaptasi dengan kebutuhan industri yang terus berkembang.
Merespons hal ini, diperlukan adanya penguatan ekosistem kemitraan yang mengedepankan keikutsertaan aktif setiap unsur pentahelix, yakni akademisi, dunia usaha, dunia industri, komunitas, pemerintah, dan media.
Melalui sinergi pentahelix, pendidikan vokasi dapat memperoleh dukungan berkelanjutan dalam bentuk program magang, inkubasi bisnis, serta peningkatan keterampilan tenaga pendidik yang lebih sesuai dengan kebutuhan industri.
Untuk menjawab tantangan ini, pendidikan vokasi di NTT perlu mengubah paradigma. Saat ini, hanya 37 persen siswa SMA/SMK di NTT yang memilih jalur vokasi, lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional sebesar 45 persen.
Padahal pendidikan vokasi memiliki potensi besar untuk mencetak SDM yang mampu mengolah kekayaan lokal menjadi peluang ekonomi nyata.
Kurikulum pendidikan vokasi perlu diarahkan pada pengembangan keterampilan di sektor-sektor utama seperti pertanian dan pariwisata.
Pelatihan pengelolaan agrowisata, misalnya, dapat membantu siswa mengelola kebun kopi atau budidaya rumput laut yang menarik sebagai destinasi wisata edukasi.
Selain itu, keterampilan digital seperti pemasaran online dan manajemen bisnis berbasis teknologi dapat membuka akses pasar yang lebih luas untuk produk lokal NTT, meningkatkan daya saingnya baik di tingkat nasional maupun internasional.
Pendidikan vokasi memegang peran strategis dalam mengintegrasikan sektor pertanian dan pariwisata melalui penerapan teknologi dan pendekatan berbasis keterampilan.
Teknologi seperti smart farming, mekanisasi pertanian, dan sistem irigasi berbasis energi terbarukan dapat meningkatkan produktivitas serta keberlanjutan sektor pertanian.
Sementara inovasi dalam smart tourism, seperti aplikasi pemandu wisata digital, digitalisasi layanan wisata, dan pembangunan ekowisata berbasis komunitas, dapat memperkuat daya tarik destinasi wisata lokal.
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.