Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 26 Januari 2025, Mendengarkan Tuhan di Tahun Yubileum

Perayaan Yobel dimaksudkan untuk mengakui bahwa seluruh bentuk penguasaan, perhambaan dan perbudakan dalam relasi antar manusia

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-ROMO LEO MALI
Romo Leo Mali menyampaikan Renungan Harian Katolik Minggu (26/1/2025), Mendengarkan Tuhan di Tahun Yubileum 

Sejak tahun 1300, di bawah kepemimpinan Sri Paus Bonifasius VIII, Gereja Katolik berusaha menghidupkan tradisi perayaan tahun Yobel dengan istilah Latin Iubileum, setiap 50 tahun. Pada tahun 1470 Paus Paulus II mereduksi waktu perayaan menjadi setiap 25 tahun.

Tujuan perayaan ini adalah menghidupkan kembali kesadaran di antara umat bahwa Gereja mengemban perutusan Kristus agar pengalaman akan kerahiman Tuhan yang membebaskan umatnya tetap actual dalam perutusan Gereja.

Melanjutkan tradisi ini, melalui Bulla (surat khusus dari Vatikan), yang berjudul Spes non confundit, (harapan tidak mengecewakan) pada Tanggal 9 Mei 2024 Paus Fransiskus mengumumkan tahun ini sebagai tahun Yubileum.

Perayaan telah dibuka sejak 24 Des 2024 dan akan ditutup tanggal 6 januari 2026. Thema perayaan tahun ini adalah peregrinantes in spem : Peziarahan pengharapan.

Penziarah Harapan yang mendengarkan Tuhan Dengan thema tahun jubileum ini, Sri Paus menekankan bahwa Pokok harapan kita adalah Kristus.

Karena seperti kata St. Paulus kita semua adalah tubuh Kristus. (I kor. 12: 30) Sebagai harapan Dia adalah
dasar dan kekuatan kita untuk berjuang dan terus menerus menyalakan suluh harapan di dunia ini.
Sebagai harapan DIA juga adalah tujuan dari perjalanan hidup kita.

Injil hari ini menampilkan bagian pewartaan Yesus tentang pokok perutusanNya. Semua orang terpana padaNya saat IA mengutip bagian yang mereka kenal dari kitab nabi Yesaya.

Namun ketika IA mengatakan bahwa diri-Nya adalah kepenuhan janji dari perayaan tahun Yobel itu, orang-orang mulai meragukan Dia.

Akibatnya, sebagai kelanjutan dari Injil hari ini, yang tidak sempat dibaca, akan kita dengar bahwa orang-orang menolak Yesus. ( Luk. 4:16-30). Kehadiran Yesus sendiri membuat sabda Tuhan menjadi actual dan nyata.

Di sekitar kita ada banyak orang sedang susah, yang sedang putus asa, yang memerlukan penghiburan, apa yang kita lakukan untuk membawa harapan bagi mereka seperti yang Yesus telah lakukan? Inilah pertanyaan terpenting yang bisa kita ajukan pada diri kita sendiri.

Sebab beriman kepadaNya berarti menjadi peziarah yang menyalakan harapan bagi orang-orang di sekitar kita.

Seperti kataNya: “IA telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan khabar baik kepada orang-orang miskin;
dan IA telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang.”(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved