Kota Kupang Terkini
Dosen Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP Unwira Beri Penguatan Kapasitas Pemuda di Kelurahan Fatululi
Peserta kegiatan tergabung dari para pemuda Karang Taruna Fatululi, Forum Pemuda Fatululi, dan elemen pemuda terkait
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Katolik Widya Mandira atau FISIP Unwira Kupang menggelar kegiatan penguatan kapasitas pemuda di Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Kamis (23/1/2025).
Berdasarkan rilis yang diterima POS-KUPANG.COM, kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini merupakan wujud keberpihakan perguruan tinggi dalam dimensi pemberdayaan.
Kegiatan ini juga sebagai perwujudan dari salah satu pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat (PkM).
Tim dosen IPM yang terdiri dari Yohana Medho, Emanuel Kosat, Ardon Bidi, Bruno Pantola, dan Verny Pena terlibat aktif dalam memfasilitasi para peserta kegiatan.
Mereka memberikan fasilitasi kepada elemen pemuda untuk secara mandiri mengidentifikasi problem sekaligus memproyeksikan solusi yang dilakukan di Kantor Lurah Fatululi.
Peserta kegiatan tergabung dari para pemuda Karang Taruna Fatululi, Forum Pemuda Fatululi, dan elemen pemuda terkait.
Dalam pemaparan pengabdiannya, Yohana Medho, dosen Ilmu Pemerintahan, FISIP, Unwira memberikan penguatan kapasitas bagi Kaum Muda Fatululi tentang keorganisasian, manajerialisme, dan kepemimpinan demokratis.
Baca juga: FISIP Unwira Kupang Gelar Bedah Buku "Bergerak dengan Kewajaran" Karya Sudirman Said
Untuk memudahkan peserta mengidentifikasi problem dan memproyeksi program di masyarakat, kegiatan PkM itu dilakukan dengan menggunakan metode analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, and Threats).
Medho menyoroti kawula muda yang cendrung apatis terhadap pembangunan sebagai problem laten.
“Pemuda adalah determinator pembangunan inklusif tetapi menjadi tidak produktif jika terus bersikap apatis. Organ kepemudaan perlu menjalin kerja sama, berjejaring, dan berkolaborasi. Orang muda jangan dibiarkan bekerja sendiri tanpa support system. Jika tidak begitu, kawula muda tercerabut dari penanda kemandiriannya menuju kesendirian dan kesepian,” tandas mantan aktivis PMKRI itu.
Lebih lanjut sinergitas perlu terejawantah secara luas. Resep ampuh untuk menarik simpul kemandirian perlu dilakukan dengan pelibatan seluruh instansi lain.
Perguruan tinggi dibutuhkan untuk menguji dan mendharmabaktikan level pengetahuan dalam relevansi praxis-nya.
Dunia usaha turut dirangkul sebagai akselerator pertumbuhan. Kolaborasi bersama lembaga pemberdayaan (LSM) dalam kerangka menjalin mitra internasional.
Di samping itu insan jurnalistik memiliki tugas dalam pengarsipan dan kanal penyiaran kegiatan serta, pada akhirnya yang tidak boleh ditinggalkan adalah partisipasi kawula miuda sendiri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.