Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 21 Januari 2025, Aturan Sabat yang Memerdekakan

Kami baru saja ke rumah ketua lingkungan, dan bapak ketua lingkungan mengatakan, nanti bersama dengan seorang Prodiakon akan datang ke rumah

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pastor John Lewar, SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Selasa (21/1/2025), Aturan Sabat yang Memerdekakan 

Oleh : Pastor Jhon Lewar SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Selasa 21 Januari 2025, Aturan Sabat yang Memerdekakan 

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz, STM Nenuk Atambua Timor
Hari ke 4 Pekan Doa Sedunia
Peringatan Wajib St. Agnes
Lectio: Ibrani 6:10-20; Mazmur 111:1-2,4-5,9,10c

Injil : Markus 2:23-28

Meditatio:
Ada seorang umat katolik meninggal dunia. Umat ini dan keluarganya tidak mempunyai Kartu Keluarga Gereja, karena belum pernah mendaftar sebagai warga lingkungan.

 Sehingga ketika sang ayah meninggal, anak wanitanya yang sulung dibantu dengan kerabatnya datang ke rumah Ketua Lingkungan untuk melaporkan kematian ayahnya, sekaligus meminta untuk pelayanan doa arwah sampai dengan pemakaman.

Singkatnya, ketua lingkungan bersedia dan berjanji untuk membantu pengurusan pemakaman dan Misa Kudus untuk arwah ayahnya yang meninggal. Ketua Lingkungan juga membantu untuk menyiapkan dan menghubungi pastur paroki untuk Misa arwah di rumah duka.

Sepulang dari rumah ketua lingkungan, si kerabat yang meninggal ini bertemu dengan salah seorang sesepuh lingkungan, dan bercerita kalau salah seorang saudaranya meninggal dunia dan meminta bantuan ketua
lingkungan untuk membantu mendoakan jenazah sampai dengan pemakaman.

Sesepuh lingkungan ini kemudian mengatakan, bahwa kalau seorang jemaat belum mendaftarkan diri di lingkungan dan tidak aktif di lingkungan, ketua lingkungan tidak akan bersedia untuk mengurus dan membantu proses pemakaman jenazah.

Tetapi si kerabat tadi langsung menjawab, “Kami baru saja ke rumah ketua lingkungan, dan bapak ketua
lingkungan mengatakan, nanti sore bersama dengan seorang Prodiakon akan datang ke rumah duka untuk berdoa dan membantu mengurus Misa arwah sampai dengan proses pemakaman jenazah.”

Mendengar jawaban itu, sesepuh lingkungan itu kemudian pergi begitu saja.

Dalam bacaan Injil Markus (2:23-28) hari ini, orang Farisi menuduh murid-murid Yesus melanggar hukum Sabat karena mereka memetik bulir-bulir gandum pada hari Sabat. Hari Sabat adalah hari yang dikuduskan untuk mengingat dan merayakan karya penciptaan yang dilakukan Tuhan.

Karena itu, hukum Taurat melarang dilakukannya semua pekerjaan pada hari itu. Para murid Yesus dikritik bukan karena memetik bulir gandum di ladang, melainkan karena melakukan hal itu pada hari Sabat.

Tuhan Yesus tidak tinggal diam. Yesus memberikan tanggapan atas kritikan orang Farisi. Dia mengundang mereka untuk melihat lebih sungguh dan dalam mengenai hubungan manusia dengan Allah.

Ia menegaskan bahwa kebutuhan manusia harus didahulukan daripada kebiasaan ritual, sebab setiap aturan dibuat demi kebaikan hidup manusia: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk
hari Sabat.”

Di sini, Yesus menantang kita untuk membangun dan memelihara struktur kehidupan sosial yang memajukan martabat manusia, serta untuk meruntuhkan setiap struktur sosial yang justru membahayakan kehidupan manusia.

Aturan yang tidak mendukung kebaikan dan kebahagiaan hidup manusia bertentangan dengan kehendak Allah.

Pernyataan Yesus perlu diterapkan dalam kehidupan beragama yang benar. Jika agama menghalangi seseorang untuk menolong orang lain yang membutuhkan, agama itu adalah palsu belaka.

Jika iman seseorang lebih berpusat pada ritual dan hal-hal yang bersifat eksternal serta melupakan martabat manusia, iman tersebut adalah sebuah kebohongan besar.

Allah tidak pernah berkehendak menindas umat-Nya atau membatasi hubungan setiap manusia dengan sesamanya. Inti dari keutamaan moral kristiani menekankan pentingnya menolong orang lain dan kepekaan terhadap kebutuhan orang lain, terutama mereka yang hidupnya kurang beruntung.

Semoga pertimbangan-pertimbangan ini membantu kita, bukan karena ini adalah aturan yang wajib dijalankan, melainkan karena kita mau menghayati semua pekerjaan kita dengan kasih yang telah Tuhan taruh di dalam hati kita, agar kita juga dapat mengasihi Dia dengan tulus (https://www.lbi.or.id/2023/01/17).

Missio:
Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Oleh karena itu buat aturan yang memerdekakan orang dan bukan menghambat.

Doa:
Ya Yesus Kristus, Engkau adalah Tuhan atas hari Sabat dan kasih-Mu tidak dapat diutarakan dengan kata-kata. Hukum cintakasih-Mu adalah sukacita kami dan keselamatan kami. Amin.

Sahabatku yang terkasih, selamat Hari Selasa, Hari ke 4 Pekan Doa sedunia bagi persatuan umat Kristen. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved