Gempa Bumi
Port Vila Menghadapi Potensi Eksodus, Setelah Gempa Bumi Dahsyat 17 Desember 2024
Setelah gempa bumi dahsyat yang terjadi pada bulan Desember 2024, banyak orang di ibu kota, Port Vila terpaksa mengungsi dan kehilangan pekerjaan.
POS-KUPANG.COM - Setelah gempa bumi dahsyat yang terjadi pada bulan Desember 2024, banyak orang di ibu kota, Port Vila terpaksa mengungsi dan kehilangan pekerjaan.
Gempa berkekuatan 7,3 skala Richter pada 17 Desember menewaskan 14 orang dan menyebabkan hampir 1.500 orang mengungsi dari rumah mereka.
Pemerintahan sementara negara tersebut telah membatasi akses ke kawasan pusat bisnis (CBD) Port Vila seiring dengan berlanjutnya pemulihan.
Jurnalis Vanuatu Broadcasting and Television Corporation (VBTC), Charles Sumbe mengatakan tanpa akses terhadap CBD, masyarakat akan kehilangan pekerjaan.
“Orang-orang akan pindah ke kota lain atau mungkin ke wilayah Utara, kita tidak tahu kecuali CBD didirikan di tempat di mana orang dapat kembali bekerja. Jika tidak, maka akan ada ketakutan bahwa kita mungkin akan membuat semua orang berpartisipasi dalam skema mobilitas tenaga kerja," ucap Sumbe.
Ia mengatakan, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dibutuhkan waktu dua tahun agar CBD kembali normal.
Sumbe mengatakan masyarakat “memaksa diri mereka sendiri” untuk kembali ke kehidupan normal sebaik mungkin.
Sementara itu, Kementerian Pendidikan Vanuatu memperkirakan dibutuhkan biaya lebih dari US$8 juta untuk membangun kembali sekolah-sekolah yang rusak.
Direktur kebijakan John Gideon mengatakan kepada surat kabar Daily Post Vanuatu bahwa Malapoa College menyumbang sekitar setengah dari biaya tersebut.
Ia mengatakan 45 sekolah, sebagian besar di Port Vila, rusak.
Kampus Emalus University of South Pacific (USP) dan pusat-pusatnya tetap ditutup.
Direktur Save the Children di Vanuatu, Polly Banks, mengatakan hampir 13.000 anak akan memerlukan solusi pembelajaran sementara ketika mereka kembali ke sekolah karena kerusakan akibat gempa.
Pada tahun 2023, tiga topan hebat juga melanda negara tersebut.
“Kita tahu bahwa berbagai bidang pendidikan mengalami kemunduran, jadi misalnya tingkat melek huruf tidak meningkat, melainkan justru menuju ke arah lain dan hal ini terkait langsung dengan jumlah hari yang hilang di sekolah dan khususnya bencana yang disebabkan oleh iklim seperti angin topan.”
Banks mengatakan anak-anak menderita akibat dampak psikologis gempa bumi.
| Gempa Bumi Guncang Namrole Buru Selatan, BMKG Minta Waspada Gempa Susulan |
|
|---|
| Gempa Bumi Magnitudo 3,2 Guncang Ruteng Manggarai NTT |
|
|---|
| Satgas Kemanusiaan dari Indonesia Mulai Bekerja Membantu Korban Gempa Myanmar |
|
|---|
| Korban Gempa Myanmar Bisa Tembus 3.000 Orang, Rumah Sakit Mulai Kewalahan |
|
|---|
| Gempa Bumi 6,3 Magnitudo di Laut Banda Maluku Barat Daya Terasa Hingga Kupang |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.