Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 8 Januari 2025, Berjalan Bersama Yesus
berlayar sendirian seberang danau, ke Betsaida dengan jarak 4 miles atau sekitar 7.5 km dari Tabgha, tempat mukjizat penggandaan roti itu terjadi.
Pertama, Yesus pergi ke bukit untuk berdoa. Yesus selalu menggunakan kesempatan untuk mengarahkan hati dan pikiranNya kepada Bapa di Surga.
Ia tidak berbangga karena telah melakukan mukjizat yang mencengangkan banyak orang tetapi dengan rendah hati Ia kembali kepada Bapa untuk bersyukur dan bersatu dalam dialog penuh kasih.
Jadi hal terpenting yang sangat menyukakan hati Yesus bukan pada cemerlangnya mukjizat yang sudah terjadi sebagai bagian dari perutusanNya melainkan persekutuanNya yang akrab dengan Bapa
di Surga.
Yesus masih punya waktu untuk berdoa dan bersyukur setelah bekerja. Sikap Yesus ini berbeda dengan banyak di antara kita yang membenarkan diri dengan mengatasnamai pelayanan supaya tidak ikut berdoa
dan mengucap syukur.
Misalnya, ada yang berpikir bahwa mereka sudah menyiapkan Gereja dengan hiasan yang bagus menjelang Natal, merasa lelah dan tidak mengikuti Ekaristi malam Natal dan hari raya Natal. Kapan kita bisa bertumbuh dalam iman?
Doa membantu kita untuk setia memberi diri dalam pelayanan, bersatu dengan Tuhan dan mampu mengasihi Tuhan dan sesama.
Kedua, Yesus melihat para muridNya dalam kesulitan karena angin sakal. Para murid memang sedang mengalami kesulitan menerjang badai dan angin sakal.
Mereka sendirian, mengandalkan diri dan lupa bahwa Yesus tidak berada bersama mereka. Ini menjadi kesempatan untuk belajar. Air danau itu simbol kehidupan kita setiap hari.
Gelombang dan arus air melambangkan hal-hal yang tidak pasti di dalam hidup, cobaan, penderitaan yang sering kita alami dalam hidup ini.
Tuhan Yesus juga menggunakan kesempatan untuk menguji kesetiaan kita melalui pengalaman-pengalaman ini. Angin sakal kehidupan tidak akan membinasakan kita karena ada Tuhan Yesus Kristus.
Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat bagi kita semua,asal kita sungguh percaya kepadaNya. Apakah
kita juga masih sempat melihat sesama yang sedang bergumul dalam hidup?
Apa yang bisa kita lakukan? Apakah kita hanya sekedar tahu, atau beremphaty dengan mereka seperti Yesus dengan para muridNya?
Ketiga, Yesus berkata: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Ketika kita berjalan bersama Kristus maka arus dan gelombang kehidupan bisa lenyap. Berdoalah supaya kita bisa memiliki dasar pijakan yang kuat.
St. Paulus mengatakan bahwa tidak ada satu apa pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah dalam Kristus Tuhan kita (Rm 8: 39).
Mari kita selalu berjalan bersama Kristus. Berjalan bersama Dia selamanya dan jangan berhenti
(http://dailyfreshjuice.net/06012015-2).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.