Opini

Opini: Annus Iubilaeus 2025 dan Harapan Perdamaian

Kedua Yubelium Suci setiap 1.000 tahun sekali dan dikenal dengan nama Annus Iubileum Millenario. Dan yang ketiga Yubelium kecil dirayakan setiap 25

Editor: Dion DB Putra
GETTY IMAGES
Paus Fransiskus membuka Pintu Suci Basilika Santo Petrus di Vatikan untuk menandai dimulainya Tahun Yubileum pada 24 Desember 2024. 

Oleh: Jondry Siki, S.Fil
Alumnus Fakultas Filsafat Unwira Kupang, tinggal di Palangka Raya

POS-KUPANG.COM - Tahun Yubelium 2025 resmi dibuka pada Malam Natal (24 Desember 2024) ditandai dengan dibukanya pintu suci atau porta sancta  oleh Paus Fransiskus

Perayaan serupa pun diikuti semua gereja lokal di seluruh dunia dalam rangka menyambut tahun khusus Yubelium 2025. 

Perayaan tahun Yubelium merupakan bagian dari ungkapan iman kepada sang pemilik waktu bahwa setiap jengkal waktu yang ada adalah rahmat maka bersyukur atas setiap 25 tahun hidup manusia adalah satu sukacita besar.

Perayaan tahun Yubelium terakhir pada tahun 2000 oleh Paus Yohanes Paulus II. Perayaan Tahun Yubelium terdiri atas tiga jenis. Pertama tahun Yubelium besar setiap 50 tahun sekali dan dikenal dengan nama Annus Iubilaeus Aureus.

Kedua Yubelium Suci setiap 1.000 tahun sekali dan dikenal dengan nama Annus Iubileum Millenario. Dan yang ketiga Yubelium kecil dirayakan setiap 25 tahun.

Perayaan tahun Yubelium 2025 akan berlangsung hingga 6 Januari 2026. Dalam bulla yang dikeluarkan oleh Paus Fransiskus dengan judul SPES NON CONFUNDIT “Pengharapan tidak mengecewakan” (Rm 5:5). 

Paus menekankan setiap insan untuk tetap mempunyai bara harapan dalam diri sebab pengharapan tidak pernah akan mengecewakan.

Harapan menjadi pesan utama dalam tahun Yubileum 2025 yang, sesuai dengan tradisi kuno, diproklamirkan oleh Paus setiap dua puluh lima tahun. Sejak pertama kali oleh Paus Bonifasius VIII pada tahun 1300.

Setiap Insan adalah Peziarah Pengharapan

Tema utama Tahun Yubelium 2025 adalah Pilgrims of Hope atau Peziarahan Pengharapan. 

Tema ini dipilih oleh Paus Fransiskus untuk mengingatkan umat manusia tentang pentingnya pengharapan dan kesabaran dalam kehidupan fana yang diinspirasi dari Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma (Rm.5:25) tentang harapan yang tidak mengecewakan. 

Berkaitan dengan perayaan agung ini, setiap insan diminta untuk terus berharap di setiap perziarahan menuju cita-cita abadi. 

Sri Paus meyakini bahwa setiap orang tahu apa artinya berharap. Dalam hati setiap orang, harapan bersemayam sebagai keinginan dan harapan akan hal-hal baik yang akan datang, meskipun kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan. 

Meski demikian, ketidakpastian mengenai masa depan kadang-kadang dapat menimbulkan perasaan yang saling bertentangan, mulai dari rasa percaya diri. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved