Pergantian Tahun, Warga Manggarai Gelar Ritual Adat Teing Hang

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM, RUTENG - Pergantian Tahun dari tahun 2024 ke Tahun 2025 Warga Manggarai merayakannya dengan memberi makan kepada nenek moyang atau leluhur yang telah meninggal dunia atau dalam budaya Manggarai disebut Ritual Ada Teing Hang. Berikut tujuannya. 

Ritual Adat Teing Hang itu digelar Selasa 31 Desember 2024 malam. 

Ritual itu terlihat di sejumlah rumah warga di Kampung Cumbi, Desa Cumbi, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai melaksanakan ritus adat teing hang ini. Sirih pinang, tuak dan ayam jantan putih sebagai simbol untuk memberi makan dan minum bagi leluhur. 

Hadir dalam acara ini, keluarga mulai dari pemilik acara, pihak keluarga anak rona, anak wina, dan warga tetangga.

Baca juga: Aparat Gabungan TNI-Polri Gerebek Enam Titik Sarang Narkoba di Langkat Sumatera Utara

Ritual ini dipimpin oleh tokoh adat atau orang yang memahami terkait ritual ini. 

Acara diawali dengan sapaan adat bagi perwakilan keluarga sesuai dengan status keluarga masing-masing.

Selanjutnya tokoh adat mulai melakukan ritual adat dengan melafalkan syair adat lalu memberikan sirih pinang dan sopi kepada leluhur. 

Selanjutnya, mulai dengan penyembelian ayam jantan putih, namun sebelum penyembelian, pemimpin ritual menyampaikan doa secara adat kepada leluhur.

Ayam itu dipotong dan pemimpin ritual melihat urat ayam jika urat ayam baik (urat di'a) melambangkan leluhur merestui permohonan. 

Usai melihat urat ayam, selanjutnya sebagian daging dari ayam yang disembelih itu dicampur dengan nasi yang telah masak diberikan makan kepada leluhur oleh pemimpin ritual dengan melantunkan bahasa adatnya. 

Baca juga: Prakiraan BMKG, Cuaca Manggarai dan Manggarai Timur Hari Ini 2 Januari 2024, Hujan disertai Petir 

David Jebat, salah satu tokoh adat setempat, kepada TRIBUNFLORES.COM, Kamis 2 Januari 2025 menerangkan, Ritual Ada Teing Hang ( memberi makan para leluhur) merupakan budaya orang Manggarai yang dilaksanakan sebagai ungkapan syukur dan penghormatan kepada para leluhur.

Selain itu Ritual Adat Teing Hang juga bermakna ugkapan syukur kepada sang pencipta atas penyelenggaraan hidup yang sudah dilalui pada tahun sebelumnya dan berharap dijauhkan dari segala aral rintangan pada tahun yang baru. 

Ada pun ritual adat ini tidak harus dilaksanakan pada malam pergantian tahun, namun bisa juga malam-malam sebelum pergantian tahun atau sesudah malam pergantian tahun. 

Pada malam pergantian Tahun 2024 ke Tahun 2025 juga tampak masyarakat menyalahkan kembang api dan membunyi-bunyikan kendaraan sepeda motor. (rob) 

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS