Undana Kupang

Ternak Sapi Masih Jadi Primadona di NTT, Simak Pendapat Prof. Dr. Ir. Gemini E. M. Malelak, M.Agr.St

Pengolahan hasil ternak juga ternyata beragam dari berbagai daerah dengan kekhasannya masing-masing.

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI
Pakar pengolahan hasil ternak Fakultas Peternakan Kelautan dan Perikanan Undana, Prof. Dr. Ir. Gemini E. M. Malelak, M.Agr.St bersama host jurnalis Pos Kupang, Ella Uzurasi dalam Undana Talk, Jumat, (27/12/2024). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ternak sapi masih menjadi primadona di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang juga dikenal sebagai provinsi ternak

Pengolahan hasil ternak juga ternyata beragam dari berbagai daerah dengan kekhasannya masing-masing. 

Hal ini diungkapkan Prof. Dr. Ir. Gemini E M Malelak, M.Agr.St, Pakar pengolahan hasil ternak Fakultas Peternakan Kelautan dan Perikanan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang. 

Seperti apa potensi ternak dan bagaimana pengolahan hasil ternak di NTT, berikut cuplikan wawancara eksklusif dalam Undana Talk, Jumat, 27 Desember 2024. 

Bagaimana anda melihat potensi pengolahan hasil ternak di Nusa Tenggara Timur? 

Kalau kita melihat potensi peternakan di Nusa Tenggara Timur ini saya pikir ternak sapi masih menjadi primadona. Mau dibilang kambing atau apapun itu, tetap sapi menjadi komoditi yang menjanjikan untuk masa depan anak-anak di provinsi ini. 

Buktinya bahwa dari kami di Fakultas kami kalau ditanya orang tua kerjanya apa, ada jaga sapi. Artinya apa? Walaupun ternak sapi itu kita lihat tidak terlalu banyak di mana-mana tetapi mempunyai nilai ekonomi yang bagus untuk masyarakat NTT. 

Yang berikut, kita bisa jual (Sapi) hidup, kita bisa jual dalam bentuk daging. Yang satu lagi kita bisa jual dalam bentuk produk olahan. Ini yang mungkin belum banyak orang tertarik ke situ. 

Sebenarnya itu sesuatu yang menjanjikan kalau misalnya ada yang menu menjadi pejuang rupiah istilahnya, itu bisa dengan memulai mengolahnya karena kita lihat di super market, mini market itu selaku ada abon, selalu ada dendeng, sosis, bakso, nugget dan lain-lain. 

Yang kita lihat itu bukan hanya berasal dari NTT atau dari Kupang saja tapi dari Surabaya dan dari mana-mana kita bisa lihat. Kalau kita punya yang saya lihat ada yang dari Tambers dan ada yang dari Yudistira dimana tempat itu biasa mahasiswa kami PKL di situ jadi kami tahu tempat-tempat itu. 

Nah ada satu yang tidak terlalu umum dijual di super market yaitu Se'i. Kalau kita istilahnya daging asap khas Rote. Kita kasih nama khas Rote karena itu orang Rote yang buat. Itu heritage-nya orang Rote. 

Dari dulu kala itu sudah ada orang yang jual Se'i, kemudian berkembang orang sebut Se'i babi dan sebagainya tapi dulu itu hanya ada Se'i sapi. Ini membuktikan bahwa sapi itu mempunyai nilai yang bagus untuk perekomian di NTT. 

Yang menjadi masalah sekarang, kunci utama dari pengolahan daging itu dengan bahan baku yang berkualitas baik supaya hasilnya baik. 

Hasil penelitian dari disertasi saya, kebetulan saya tamat S3 Undana tahun 2019-2020, itu ada yang disebut SKT (Skor kondisi tubuh) jadi dalam bahasa sehari-hari itu ada ternak yang kurus ada ternak yang sedang, ada ternak yang gemuk. 

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved