Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 24 Desember 2024, “Telah Lahir Juruselamat”

Tuhan tidak terikat pada hal-hal yang megah, tetapi ada dalam momen-momen kecil dan sederhana dalam hidup kita.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO
Bruder Pio Hayon SVD menulis Renungan Harian Katolik Selasa 24 Desember 2024, “Telah Lahir Juruselamat” 

Oleh : Bruder Pio Hayon SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Selasa 24 Desember 2024, “Telah Lahir Juruselamat”

Hari Raya Malam Natal  
Bacaan I:  Yes.  9:1-6
Bacaan II: Titus 2: 11-14
Injil : Lukas 2:  1-14

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Akhirnya kita sampai pada moment ini yakni Tuhan menyatakan diriNya secara nyata dalam diri sang Juruselamat yang lahir bagi kita.

Peristiwa inkarnasi ini adalah tanda betapa Allah sangat mencintai kita manusia ciptaanNya sendiri. 

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Malam Natal adalah waktu yang penuh sukacita dan harapan, di mana kita merayakan kelahiran Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bacaan I dari Yesaya 9:1-6, Bacaan II dari Titus 2:11-14, dan Injil dari Lukas 2:1-14 mengajak kita merenungkan makna kelahiran-Nya dalam konteks iman kita.

Dalam bacaan pertama (Yesaya 9:1-6) Yesaya menyampaikan nubuat yang menggembirakan tentang kedatangan Sang Terang yang akan mengubah kegelapan menjadi terang. “Sebab seorang Anak telah lahir untuk kita, seorang Putra telah diberikan untuk kita.” 

Dalam konteks ini, Yesus datang sebagai cahaya dalam kegelapan dunia. Dia adalah pembawa damai dan keadilan, yang memberi harapan kepada umat-Nya. Kita diingatkan bahwa meskipun kita hidup dalam tantangan dan kesulitan, terang Kristus selalu ada untuk membimbing kita.

Dalam  bacaan kedua (Titus 2:11-14),  Titus menegaskan bahwa “kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia telah nyata.” Melalui kelahiran Kristus, kita menerima anugerah keselamatan yang tidak terhingga.

Dia datang untuk mengajarkan kita hidup dalam kebenaran dan harapan, serta mengarahkan kita untuk hidup sebagai umat yang berkenan kepada-Nya. Ini adalah undangan untuk tidak hanya menerima kasih-Nya, tetapi juga membagikannya kepada sesama.

Dan dalam Injil  (Lukas 2:1-14), kita mendengar kisah kelahiran Yesus di Bethlehem, di tengah kondisi yang sederhana. Kelahiran-Nya diumumkan kepada para gembala, yang merupakan simbol dari orang-orang biasa.

"Jangan takut, sebab lihat, aku memberitakan kepadamu suatu kabar baik yang besar." Kabar baik ini adalah untuk semua orang, tanpa terkecuali. Yesus lahir dalam kesederhanaan, mengingatkan kita bahwa kasih dan kehadiran Tuhan tidak terikat pada hal-hal yang megah, tetapi ada dalam momen-momen kecil dan sederhana dalam hidup kita.

Maka permenungan kita, malam natal ini, saat kita merayakan kelahiran Juruselamat, marilah kita merenungkan apa artinya bagi kita secara pribadi. Apakah kita sudah menerima terang Kristus dalam hidup kita? 

Apakah hati kita layak menjadi “Betlehem” bagi kelahiran sang Juruselamat? Apakah kita bersedia menjadi saluran kasih dan harapan bagi orang lain di sekitar kita? Natal adalah waktu untuk berbagi, memberi, dan mencintai.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved