Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 22 Desember 2024, Diberkati untuk Menjadi Berkat
Elisabeth sudah menjadi sasaran cemooh, aib bagi keluarga. Maka kehamilan Elisabeth adalah tanda bagaimana Tuhan menghapus aib
Oleh : Romo Leo Mali
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Minggu 22 Desember 2024, Diberkati untuk Menjadi Berkat
Mi. 5:1-4a, Ibr. 10:5-10
Injil : Lukas 1:39-45
Setelah menerima khabar dari Malaikat Maria mengunjungi Elisabeth saudaranya. Perjumpaan antara Maria dan Elisabeth adalah perjumpaan penuh berkat antara dua orang yang sudah lebih dahulu diberkati oleh Tuhan. Mereka diberkati untuk menjadi berkat bagi dunia.
Sukacita yang menggerakan Khabar dari Tuhan yang dibawa malaekat (Luk. 1:26-38) itu sungguh-sungguh
menggerakan Maria.
Mungkin di hari ini, kita yang biasa mengucapkan peristiwa ini dalam doa Angelus tidak ikut merasakan sukacita itu. Terlalu biasa untuk kita. Kita hanya melafalkannya sebagai sebuah doa, kadang kita tidak meresapkannya sebagai pengalaman dari seorang anak manusia.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 20 Desember 2024, Tuhan Sangat Menghargai Maria
Tapi di hari itu, Maria sebagai anak perempuan bangsa Yahudi, tentu sudah mendengar
ramalan tentang seorang Mesias. Semua keturunan Israel sedang menunggu seorang Mesias.
Mereka sudah menungguNya selama berabad-abad. Bahkan hingga kini sebagian lain masih
menunggu.
Dan Maria, gadis desa di Nazareth itu, kemudian mendengar khabar yang aneh bagi
dirinya dari malaekat gabriel bahwa ia “yang dikaruniai” dan yang terpilih untuk menjadi ibu
dari Juru Selamat Israel itu. Maka wajar kalau Maria bingung, atas salam Malaekat. “Apa artinya
salam itu?”
Demikian juga Maria merasa takut campur bingung. Takut karena itu berita yang sangat dahsyat. Tidak heran kemudian ia bertanya “Bagaimana hal itu mungkin terjadi ?” Lalu malaekat menjelaskan padaNya bagaimana proses kelahiran itu akan terjadi. Penjelasan itu tidak dengan sendirinya membuat Maria mengerti.
Injil Lukas memang mengakhiri saat-saat yang penuh drama ini dengan “Fiat Maria” yang terkenal. “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Kepasrahan iman ini kemudian menegaskan sukacita yang luar biasa.
Kalau dilukiskan dalam bahasa manusiawi, Maria seperti mendapat doping ilahi. Dalama raganya
tiba-tiba ada kekuatan yang sangat dahsyat.
Sukacita itu sanggup menggerakan Maria untuk segera menempuh perjalanan jauh ke pegunungan ke sebuah kota kecil yang letaknya 6 KM di sebelah barat kota Yerusalem, tempat tinggal Elsabeth sepupunya dan Zakharia suaminya. Dewasa ini kota tersebut dikenal dengan nama Ein Kerem.
Maria tinggal di Nazareth. Jarak antara Nazareth dan Ein Kerem pada masa ini dengan jalan yang sudah dibuat lurus sekitar 150-an Km. Pada masa Maria, belum ada jalan raya yang dibuat lurus menghubungkan Nazareth – Ein Kerem.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.