Kunjungan Paus Fransiskus

Paus Fransiskus Desak Umat untuk Memiliki Anak pada Kunjungan Perdana Kepausan ke Corsica Perancis

Paus Fransiskus mendesak umat Katolik untuk “memiliki anak” ketika ia melakukan kunjungan kepausan perdananya ke pulau Corsica di Perancis, Minggu.

Editor: Agustinus Sape
AP/ALESSANDRA TARANTINO
Paus Fransiskus diberikan bunga oleh seorang anak ketika ia tiba di luar Katedral Our Lady of the Assumption, Minggu (15/12/2024). 

POS-KUPANG.COM - Paus Fransiskus mendesak umat Katolik untuk “memiliki anak” ketika ia melakukan kunjungan kepausan perdananya ke pulau Corsica di Perancis pada hari Minggu (15/12/2024).

Paus Fransiskus juga menyerukan bentuk laisisme (awamisme) yang dinamis, mempromosikan kesalehan populer yang membedakan pulau Mediterania dari Perancis yang sekuler sebagai jembatan antara masyarakat beragama dan sipil.

Paus Fransiskus tampak santai dan bersemangat selama kunjungan satu hari tersebut, hanya dua hari sebelum ulang tahunnya yang ke-88, dengan masih memperlihatkan memar yang memudar akibat terjatuh seminggu yang lalu.

Paus Fransiskus merayakan Misa pada hari Minggu di Ajaccio, ibu kota Corsica
Paus Fransiskus merayakan Misa pada hari Minggu (15/12/2024) di Ajaccio, ibu kota Corsica, Perancis.

Ia sering kali menyimpang dari homili yang telah disiapkannya selama Misa di lapangan terbuka La Place d’Austerlitz, dan pernah mengatakan bahwa ia belum pernah melihat begitu banyak anak seperti di Corsica – kecuali, ia menambahkan, di Timor Timur dalam tur Asianya baru-baru ini.

“Buatlah anak-anak,” pintanya. “Itu akan menjadi kegembiraan dan penghiburanmu di masa depan.”

Sebelumnya, pada penutupan konferensi Mediterania mengenai kesalehan populer, Papa Francescu, demikian ia disapa dalam bahasa Korsika, menggambarkan sebuah konsep sekularitas “yang tidak statis dan tetap, namun berkembang dan dinamis”, yang dapat beradaptasi dengan “situasi yang tidak terduga” dan mendorong kerja sama “antara otoritas sipil dan gerejawi”.

Paus mengatakan bahwa ekspresi kesalehan populer, termasuk prosesi dan doa bersama Rosario Suci “dapat menumbuhkan kewarganegaraan yang konstruktif” di pihak umat Kristiani.

Pada saat yang sama, ia memperingatkan agar manifestasi seperti itu tidak hanya dilihat dalam cerita rakyat, atau bahkan takhayul.

Kunjungan ke ibu kota Corsica, Ajaccio, tempat kelahiran Napoleon, adalah salah satu kunjungan singkat kepausannya di luar perbatasan Italia, hanya sekitar sembilan jam perjalanan, termasuk kunjungan 40 menit bersama Presiden Perancis Emmanuel Macron.

Paus Fransiskus didampingi oleh Uskup Ajaccio, Kardinal Francois-Xavier Bustillo, yang menyelenggarakan konferensi yang dihadiri sekitar 400 peserta dari Spanyol, Sisilia, Sardinia, dan Prancis selatan.

Pertemuan dua hari ini membahas ekspresi iman yang sering terjadi di luar liturgi formal, seperti prosesi dan ziarah.

Seringkali khusus untuk tempat di mana mereka dipraktikkan, kesalehan populer di Corsica mencakup devosi terhadap Perawan Maria, yang dikenal secara lokal sebagai “Madunnuccia”.

Corsica menonjol dibandingkan wilayah sekuler Perancis lainnya sebagai wilayah yang sangat taat, dengan 92 Konfreria, atau asosiasi awam yang didedikasikan untuk karya amal atau kesalehan, dan memiliki lebih dari 4.000 anggota.

“Ini berarti ada kolaborasi yang indah, matang, dewasa dan bertanggung jawab antara otoritas sipil, walikota, deputi, senator, pejabat dan otoritas keagamaan,” kata Uskup Bustillo kepada The Associated Press menjelang kunjungan tersebut.

“Tidak ada permusuhan di antara keduanya. Dan ini adalah aspek yang sangat positif karena di Corsica tidak ada permusuhan ideologis.”

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved