Berita NTT
Jokowi Dipecat PDIP, Pengamat Sebut Hal itu Luar Biasa
Menurut JImmy, keputusan PDIP memecat Joko Widodo sebagai salah satu kader terbaiknya juga menjadi hal biasa saja dalam perjalanan sebuah organisasi.
Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pengamat Politik dari Universitas Nusa Cendana (Undana), Yohanes Jimmy Namy, S.IP,M.Si mengatakan, politik menjadi luar biasa ketika kader yang dipecat PDIP-P adalah Joko Widodo.
Presiden ke -7 RI itu juga adalah kader yang sama-sama diperjuangkan oleh PDIP mulai dari menjadi Wali Kota Solo lalu menjadi Gubernur DKI dan berhasil menjadi orang nomor di Negara ini.
"Ini bukan sebuah perjalanan politik yang biasa-biasa saja, tidak banyak politikus Indonesia yang mempunyai kesempatan tersebut. Sebagai sebuah parpol, PDIP berhasil mendorong salah satu kader terbaik bangsa ini mulai dari level daerah sampai level nasional," kata Jimmy.
Dijelaskan, dalam perjalanan terjadi distraksi politik diujung perjalanannya tentu tidak lepas dari peta politik dan atmosfer politik nasional yang sedang terjadi.
Jika jokowi kemudian berada di luar jalur komando PDIP tentu ada maksud dan tujuan politik tertentu yang boleh jadi cita-cita politik Jokowi tersebut tidak bisa terfasilitas melalui PDIP. Jokowi mengambil rute yang berbeda dengan PDIP.
Menurut JImmy, keputusan PDIP memecat Joko Widodo sebagai salah satu kader terbaiknya juga menjadi hal biasa saja dalam perjalanan sebuah organisasi.
Jika ada kader parpol yang tidak senafas lagi dengan alur dan ideologi parpol, ya pasti akan dikeluarkan dari partai tersebut. Ini dilakukan untuk menjaga dinamisasi parpol tersebut dan menjaga marwah parpol PDIP tentunya.
Dikatakan, PDIP Sebagai sebuah parpol yang cukup lama mengawal demokrasi bangsa ini, PDIP sudah punya basis tradisional yang cukup militan.
Terbukti dalam kancah politik nasional PDIP tetap mnguasai suara terbanyak, jadi pengaruh dinamisasi politik nasional tidak terlalu berimbas banyak pada peta legislatif.
Baca juga: PDIP Resmi Pecat Jokowi, Gibran dan Bobby Nasution
Dampak lainnya pada pilkada 2024 cukup banyak paslon yang didukung PDIP yang tumbang termasuk di NTT. Kekuatan Jokowi efek cukup terasa terutama pada paslon tertentu yang diendors langsung oleh Jokowi.
Kedepannya tentu PDIP butuh strategi politik alternatif jika berkaca pada hasil Pileg, Pilpres dan Pilkada 2024. Perlu penguatan organisasi dan ideologi parpol untuk bisa kompetitif dengan peradaban politik yang akan terbentuk hari dan diwaktu yang akan datang. (cr20)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.