Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 15 Desember 2024, Penantian Penuh Sukacita 

kebinasaan tetapi tetap hadir sebagai penyelamat, penolong bagi mereka terhadap segala bahaya.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pastor John Lewar, SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Minggu 15 Desember 2024, Penantian Penuh Sukacita  

Dalam injil Lukas, Yohanes Pembaptis mengajak orang banyak untuk bersukacita. Dan supaya sukacita itu menjadi penuh, maka orang harus berbagi.

Orang banyak bertanya kepada Yohanes: Apa yang harus kami perbuat? Yang harus kita buat adalah meningkatkan amal kasih, berlaku jujur, tidak serakah, tidak memeras, tidak merampas, mencukupkan diri dengan penghasilan yang kita peroleh.

Yohanes Pembaptis memberi kepada kita nasihatnasihat praktis yang bisa kita lakukan. Barangsiapa mempunyai pakaian atau makanan hendaklah membagi dengan mereka yang tidak memiliki. Jangan menagih lebih dari apa yang telah ditentukan.

Apa yang harus kita lakukan di masa Adven ini?

Pertama, memperteguh iman kita kepada Tuhan. Kita percaya bahwa Tuhan itu baik dan tetap menyayangi kita.

Sebagaimana Israel berbuat jahat namun bertobat, maka Allah tetap mencintai mereka. Dosa dan kesalahan
mereka dihapus dan Allah menjaga serta memelihara umat yang percaya dan setia kepadaNya.

Kita pun patut melambungkan madah syukur karena Tuhan masih sangat mencintai kita. Kita punya kekurangan dan dosa tetapi Dia masih tetap menjaga dan memelihara kita.

 Hendaklah kita pun bertobat dan menantikan kedatanganNya. Kita menyatakan Syukur kepada Allah.

Kedua, melakukan kebajikan. Bagi Rasul Paulus, sukacita itu harus diwujudnyatakan dalam perbuatan baik kepada sesama. “ Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang”.

 Orang yang bersukacita adalah orang yang dapat memberi dan bukan hanya menerima. Dengan melakukan sesuatu yang baik maka orang dapat mengetahui kebaikan hati kita sedangkan orang yang tidak melakukan kebajikan terhadap sesamanya berarti hatinya kosong oleh kebaikan.

Orang yang pelit jarang mengalami kebahagiaan karena selalu kuatir bahwa hartanya dan dirinya akan habis
digerogoti orang lain.

Ketiga, bersukacitalah dalam Tuhan. Kita bersukacita karena belaskasihan dan kebaikan Tuhan kepada kita. Kita bersukacita karena berjumpa dengan Tuhan.

Perjumpaan dengan Tuhan nampak dalam kehidupan sehari-hari teristimewa dalam keluarga. Gereja bergembira dan bersukacita karena anda berdua suami-istri telah dikukuhkan dalam Sakramen Ekaristi.

Perkawinan anda berdua adalah sebuah sakramen, sebagai tanda kehadiran Allah Tritunggal dalam keluargamu.

Pasangan suami istri percaya bahwa Allah memberkati dan mencintaimu. Berbahagialah anda suami istri karena masih setia dalam untung dan malang, dalam suka dan duka.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved