Berita Kabupaten Kupang

Pemkab Kupang Apresiasi JPIT yang Bangun Monumen Bagi Korban Tragedi 1965 di Oesao

hadir untuk mengingatkan kita semua bahwa tragedy dan penderitaan manusia seperti itu tidak boleh lagi terulang.

Penulis: Yohanes Alryanto Tapehen | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Monumen peringatan tragedi 1965 di Oesao  

Laporan Reporter POS KUPANG.COM- Ryan Tapehen

POS KUPANG.COM, OELAMASI - Perkumpulan Jaringan Perempuan Indonesia Timur (JPIT) membangun monumen peringatan bagi 18 korban tragedi 1965 di Oesao.

Tugu Peringatan itu dibangun tepat dilokasi kuburan masal tempat 18 korban ‘Tragedi 65 Oesao’ dikuburkan dan diresmikan pada Sabtu 7 Desember 2024 lalu.

Plt.Sekda Kabupaten Kupang, Marthen Rahakbauw mewakili Pemkab Kupang memberikan apresiasi kepada JPIT yang sudah memprakarsai pembangunan monumen ini.

Bagi di, tragedi 65 dan 66 adalah salah satu peristiwa kelam dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, yang membawa dampak mendalam tidak hanya bagi para korban, tetapi juga keluarga mereka, dan masyarakat luas.

Baca juga: Jadwal Kapal Ferry ASDP Kupang NTT Selasa 10 Desember 2024 KMP Cakalang II Kupang-Kalabahi PP

Dengan dibangunnya tugu peringatan tersebut menjadi wujud pengakuan akan luka sejarah, sekaligus undangan bagi kita semua untuk merenung, belajar, dan terus memperjuangkan keadilan serta kebenaran.

"Saya memberi apresiasi kepada JPIT yang telah menginisiasi serta mewujudkan pembangunan tugu ini. Itu membuktikan bahwa perempuan memiliki peran sangat penting dalam merawat ingatan kolektif, memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan, dan menjadi agen perubahan sosial yang berani," ujar Rahakbauw.

Marthen Rahakbau melanjutkan, tugu tersebut bukan hanya monumen fisik, tetapi juga monumen di hati dan pikiran kita semua, yang hadir untuk mengingatkan kita semua bahwa tragedy dan penderitaan manusia seperti itu tidak boleh lagi terulang.

Pemerintah Kabupaten Kupang ditegaskan Marthen Rahakbauw, berkomitmen untuk mendukung upaya rekonsiliasi dan penghormatan terhadap HAM, sekaligus menyampaikan rasa empati yang mendalam atas kehilangan yang dirasakah oleh keluarga korban.

Ketua Sinode GMIT, Pendeta Samuel Pandie juga dengan haru kita menyampaikan pesan kepada para korban dan keluarga, bahwa batu peringatan (tugu menumen) tidak hanya ada di Oesao, tetapi dia ada di hati semua orang.

"Batu itu menjadi peringatan bahwa sesungguhnya Tuhan ada bersama kita," ujarnya.(ary)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved