Pilkada Jakarta 2024

Faktor Anies Baswedan, Penentu Kemenangan Pramono Anung – Rano Karno di Jakarta 

Perolehan suara tertinggi yang kini diraih oleh pasangan Pramono Anung – Rano Karno dalam Pilkada Jakarta 2024 tak lepas dari faktor Anies Baswedan.

Editor: Frans Krowin
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
JADI PENENTU – Faktor Anies Baswedan jadi penentu keunggulan Pramono Anung – Rano Karno di Pilkada Jakarta 27 November 2024 lalu. 

POS-KUPANG.COM — Perolehan suara tertinggi yang kini diraih oleh pasangan Pramono Anung – Rano Karno dalam Pilkada Jakarta 2024, sejatinya tak lepas dari faktor Anies Baswedan, sosok kontroversial dalam Pilpres 2024 lalu.

Keputusan politiknya dalam mendukung pasangan yang diusung oleh PDIP itu, menjadikan Pramono Anung – Rano Karno diprediksi bakal menang dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2024.

Pasalnya, pada awal kampanye Pilkada Jakarta, pasangan Ridwan Kamil - Suswono disebut-sebut memiliki suara paling tinggi dibandingkan dengan dua kompetitornya.

Akan tetapi pada akhir dari masa kampanye, tepatnya pada saat pemungutan suara, pasangan Pramono Anung - Rano Karno malah meraih suara tertinggi hingga melampaui Ridwan Kamil – Suswono serta pasangan Dharma Pongrekun - Kun Wardhana.

Ini terjadi semenjak mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan turun gunung dan mendeklarasikan pilihannya kepada paslon 03.

Hingga pemungutan suara usai, pasangan nomor urut 03 Pramono - Rano Karno unggul di hampir seluruh wilayah Jakarta, termasuk Kabupaten Kepulauan Seribu.

Lantas apakah faktor Anies Baswedan menjadi penentu kemenangan Pramono - Rano?

Dalam sesi wawancara ekslusif bersama Warta Kota, Juru Bicara Pramono - Rano, Aris Setiawan membenarkannya.

Menurutnya, 'Anies Baswendan Efek', menjadi salah satu faktor terbesar kemenangan Pramono - Rano.

"Memang kalau kami melihat publikasi lembaga survey jelang pemilihan itu belum ada yang menyampaikan mas Pram itu mendapatkan 50 persen belum ada," kata Aris saat wawancara di Studio Tribun Network, Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu 7 Desember 2024.

"Terakhir Alvara Research itu 49 persen , itu yang paling mendekati kan. Taruhlah kalau margin of eror 3 persen, kalau survey itu bisa 51 % , 52 % atau di bawahnya, tapi memang belum aman 1 putaran," imbuhnya.

Diakui Aris, sejak Awal Pramono - Rano memang telah unggul, walaupun dalam posisi 2 putaran. 

Namun apabila menilik balik ke belakang, Aris menyebut jika Pramono - Rano memulai suara di 24 % , sementara pasangan Ridwan Kamil - Suwono 51 % .

"Kami 2 bulan bisa menyalip itu kan kerja keras semua pihak. Tetapi memang efek mas Anies ini tidak bisa dinafikkan benar sekali," tegas Aris.

Menurutnya, kehadiran Anies Baswedan di kubu 03 membuat pemilih Jakarta yang semula tak mau mencoblos, menjadi tertarik mencoblos.

Begitupula masyarakat yang tadinya ragu, menjadi yakin kepada Pramono - Rano sebab kecintaannya kepada Anies Baswedan.

"Pemilih mas Anies itu banyak sekali ya. Di &akarta saja, di pilpres kemarin aja banyak banget. Hanya kalah sedikit sama pak Prabowo," ungkap Aris.

"Sedangkan di Pilkada sebelumnya 2017, mas Anies menang beliau, dan beliau punya kebijakan yang bisa kita akui ya bagus juga, kebijakannya dirasakan masyarakat," imbuhnya.

Aris mencontohkan, misalnya soal integrasi transportasi umum, pengadaan taman-taman kota, hingga perluasan trotoar untuk pejalan kaki.

Hal itulah yang membuat masyarakat masih menaruh kepercayaan kepada Anies Baswedan.

"Memang saya ngecek teman-teman yang tadinya nanti dulu, masih galau, ketika mas Anies deklarasi dan bahkan mengkampanyekan, ini deras sekali dukungannya," kata Aris.

"Yang tadinya belum menentukan pilihan jadi memilih. Karena efek Anies itu memang ada. Istilahnya, mengunci kemenangan," pungkas dia.

Sementara itu, Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu juga membenarkan bahwa dari survey yang dilakukan, pengaruh Anies Baswedan sangatlah besar untuk potensi kemenangan Pramono - Rano dalam Pilkada 2024

"Kalau merujuk ke survey Kompas, memang terkonfirmasi. Yang pertama, Anies efek. Faktor Anies itu memiliki kontribusi paling tidak hasil lonjakan suara yang selama ini survey memprediksi belum ada 59 % , dengan hasil 50,07 % ini memang faktor Anies ada," kata Yohan di Studio Tribun Network, Sabtu.

Dari survey yang pihaknya lakukan, diketahui bahwa pendukung Pramono - Rano didominasi oleh pemilih PDI Pejuangan.

Kedua, dari pemilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang terpecah-pecah.

"40 persen (pemilih PKS) ke RK, hampir 38/39 % ke Pram - Rano," kata Yohan.

Menurutnya, ini adalah kali pertama terjadinya split voting di Jakarta.

Sehingga, pecahnya PKS ini memberikan kontribusi untuk suara Pramono - Rano.

Baca juga: Dinilai Lambat Ambil Tindakan, Tim Ridwan Kamil - Suswono Laporkan Bawaslu Jaktim ke DKPP

Baca juga: Pastikan Gugat ke MK, Kini Tim Hukum Ridwan Kamil - Suswono Sibuk Kumpulkan Bukti-bukti Kecurangan

"Karena pemilih PKS ini beririsan dengan pemilih Anies jadi faktor itu," ungkap Yohan.

Selain itu, faktor popularitas Rano Karno sebagai sosok Doel hingga dikenali banyak orang, membuat banyak warga Jakarta memilih mereka.

"Jadi, faktor bang Doel, loyalitas PDIP dan split voting PKS, itu yang otomatis ada beririsan dengan pemiluhan Anies," kata Yohan.

"Itu 3 faktor yang memberikan kontribusi pada potensi kemenangan pasangan Pramono - Rano," pungkasnya. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved