Berita NTT

Nilai Tukar Petani di NTT Turun 0,69 Persen pada November 2024

BPS NTT, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi NTT mengalami penurunan sebesar 0,69 persen pada bulan November 2024

Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/EKLESIA MEI
MATAMIRA B KALE - Kepala BPS NTT, Matamira B Kale. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei

POS-KUPANG.COM, KUPANG- Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi NTT mengalami penurunan sebesar 0,69 persen pada bulan November 2024.

Demikian disampaikan Kepala BPS NTT, Matamira B Kale di Kupang, Jumat 6 Desember 2024.

Matamira mengatakan, Nilai Tukar Petani (NTP) pada November 2024 didasarkan pada perhitungan NTP dengan tahun dasar 2018 (2018=100). 

Penghitungan NTP ini terdiri dari 5 subsektor yaitu subsektor padi dan palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.

"Perkembangan NTP November 2024 mengalamin penurunan sebesar 0,69 persen," kata Matamira.

Matamira menjelaskan, terjadinya penurunan NTP pada November 2024 disebabkan oleh indeks yang diterima petani meningkat lebih lambat dibandingkan indeks yang dibayar oleh petani.

"Ini berarti, peningkatan harga komoditas konsumsi rumah tangga dan barang modal meningkat lebih cepat dibandingkan peningkatan harga-harga komoditas pertanian," jelasnya.

Baca juga: BPS NTT Gelar Webinar Edukasi Statistik Literasi Indikator Ekonomi

Dikatakan Matamira, indeks yang diterima petani merupakan indikator tingkat pendapatan produksi pertania. Sedangkan indeks yang dibayar menggambarkan sisi kebutuhan petani, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun biaya produksi penambahan bahan modal.

"Jadi rasio ini secara konsep hanya menggambarkan laju perkembangan harga jual dan harga beli dan bukan merupakan indikator yang mengukur kesejahteraan petani," tuturnya.

Indeks yang menyusun NTT, kata dia yaitu indeks terima turun 0,25 persen dan indeks bayar naik 0,45 persen. Yang mana, indeks bayar terdiri dari konsumsi rumah tangga naik 0,49 persen, biaya produksi dan penambahan barang modal meningkat 0,07 persen.

"Kalau kita lihat per subsektor pertanian, penurunan NTP November terjadi pada subsektor tanaman pangan. Selain itu, perkebunan rakyat dan peternakan. Sedangkan hortikultura dan perikanan mengalami kenaikan kalau kita bandingkan dengan bulan sebelumnya," ungkapnya.

Lebih lanjut, Matamira mengatakan, jika dilihat nikai tukar usaha pertanian atau NTUP yaitu mengeluarkan indeks untuk konsumsi rumah tangga.

"Jadi kita hanya bandingkan indeks yang diterima petani dengan indeks yang diberikan untuk biaya produksi dan penambahan barang modal," katanya.

Untuk NTUP bulan November, kata dia, mengalami penurunan 0,32 persen. Yang mana, penurunanterjadi pada sub sektor pekebunan rakyat dan peternakan. Kemudian, sub sektor indeks harga konsumsi rumah tangga petani.

Baca juga: Permudah Akses Data bagi Civitas Akademika, BPS NTT Bentuk Pojok Statistik

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved