Pengungsi Rohingya

Nelayan Aceh Selamatkan 116 Pengungsi Rohingya yang Hampir Tenggelam di Laut

Nelayan Indonesia telah menyelamatkan 116 pengungsi Rohingya, sebagian besar perempuan dan anak-anak yang kelaparan dan lemah.

Editor: Agustinus Sape
EPA-EFE
Anak-anak pengungsi Rohingya menunggu untuk turun dari truk setelah dipindahkan secara paksa dari Aceh Selatan ke ibu kota provinsi Aceh di Banda Aceh, Indonesia, pada 7 November. 

POS-KUPANG.COM, LHOKSEUMAWE - Nelayan Aceh pada hari Sabtu menyelamatkan 116 pengungsi Rohingya, sebagian besar perempuan dan anak-anak yang kelaparan dan lemah, setelah perahu reyot mereka tenggelam, kata para pejabat. 

Kelompok tersebut berlayar dari kamp pengungsi Cox Bazar di Bangladesh dengan harapan mencapai Indonesia atau Malaysia untuk mencari kehidupan yang lebih baik, ketika mereka terdampar di sebuah pulau di provinsi Aceh di utara Indonesia, kata kepala polisi setempat Nova Suryandaru.

“Warga membantu mereka karena mereka terlihat sangat lemah karena kelaparan dan dehidrasi,” katanya, seraya menambahkan bahwa banyak penduduk setempat yang menentang mereka tinggal dalam jangka waktu lama.

Antara bulan Februari dan Oktober, 230 pengungsi mendarat di Kabupaten Aceh Timur, dan 173 di antaranya meninggalkan tempat penampungan mereka sendiri.

Baca juga: 44 Imigran Bangladesh-Rohingya Makan Nasi Goreng di Polres Rote Ndao

Sekitar 1 juta penduduk Rohingya yang mayoritas Muslim tinggal di Bangladesh sebagai pengungsi dari Myanmar. Mereka termasuk sekitar 740.000 orang yang melarikan diri dari kampanye brutal pasukan keamanan Myanmar pada tahun 2017, yang dituduh melakukan pemerkosaan dan pembunuhan massal.

Minoritas Rohingya di Myanmar menghadapi diskriminasi yang meluas dan sebagian besar tidak diberi kewarganegaraan.

Indonesia telah meminta bantuan komunitas internasional menyusul peningkatan tajam jumlah pengungsi Rohingya yang meninggalkan kamp-kamp yang penuh sesak di Bangladesh sejak tahun lalu.

Warga Rohingya yang mayoritas beragama Islam, yang berasal dari Myanmar dan merupakan populasi tanpa kewarganegaraan terbesar di dunia, biasanya melarikan diri dari kondisi miskin di kamp-kamp pengungsi dengan kapal reyot menuju Thailand atau Indonesia dan Malaysia yang mayoritas penduduknya Muslim antara bulan Oktober dan April, ketika laut lebih tenang. Sekitar 400 warga Rohingya tiba dengan perahu bulan lalu di provinsi Aceh dan Sumatera Utara.

Sebagian besar perempuan dan anak-anak, warga Rohingya yang mendarat pada hari Sabtu, dibawa ke darat setelah perahu mereka mengalami kesulitan, kata pejabat pemerintah daerah Aceh Timur, Syamsul Bahri, seperti dikutip oleh kantor berita Antara.

“Mereka diselamatkan nelayan karena perahu yang mereka tumpangi diduga mengalami kerusakan dan hampir tenggelam,” kata Syamsul. (abcnews.go.com/bangkokpost.com)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved