Pilkada 2024

Pemilihan Gubernur Jakarta dari Masa ke Masa: Barometer dan Miniatur Pemilu Nasional

Jakarta merupakan barometer politik, ekonomi, dan sosial di Tanah Air. Jakarta sekaligus menjadi miniatur pemilu nasional.

Editor: Agustinus Sape
KOMPAS
Bendera partai politik peserta pemilu terpasang di kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Jumat (27/1/2023). KPU telah menetapkan 18 parpol nasional sebagai peserta Pemilu 2024. Pada 14 Februari 2024, Indonesia akan menggelar pemihan presiden-wakil presiden dan pemilu legislatif. Tahapan proses pemilu telah berlangsung sejak 2022 dan tahun ini akan semakin padat menjelang pencalonan dan masa kampanye. 

POS-KUPANG.COM - Laporan Badan Pusat Statistik DKI Jakarta dalam Sensus Penduduk tahun 2020 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Jakarta mencapai 10.672.100 jiwa. Jumlah tersebut menempatkan Jakarta sebagai salah satu dari enam wilayah dengan jumlah penduduk tertinggi di Indonesia.

Jakarta juga merupakan pusat perputaran ekonomi dan bisnis. Kontribusi ekonomi Jakarta adalah 14-16 persen terhadap nasional, ditambah pangsa pasar digital yang mencapai 30 persen nasional dan berpotensi terus naik.

Hal ini ditopang oleh keberadaan perusahaan nasional dan multinasional sehingga menjadikan DKI Jakarta punya daya tarik sebagai kota pilihan untuk investor dan pendatang dalam rangka mencari peruntungan.

Pengaruhnya yang strategis membuat Jakarta masih menjadi episentrum perebutan kekuasaan di panggung politik nasional. Tak heran jika pemilihan kepala daerah di Jakarta banyak mendapat sorotan masyarakat. Meskipun nantinya tak lagi menyandang status ibu kota, daya tarik politik Jakarta tetaplah diperhitungkan. 

Perubahan status kota Jakarta tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta. Berdasarkan pada UU DKJ tersebut, status Jakarta mengalami perubahan dari Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta menjadi Daerah Khusus Jakarta.

Dampaknya, secara fungsi dan lanskap pembangunan Jakarta ke depan pun akan berubah sejalan dengan kedudukannya saat ini yang dirancang sebagai pusat perekonomian nasional dan kota global. Perubahan status inilah yang akan menjadi tantangan bagi calon kepala daerah untuk pembangunan Jakarta ke depan.

Daya tarik lain ialah, Jakarta menjanjikan modal politik yang besar. Kursi sebagai kepala daerah Jakarta memang menjadi posisi yang sangat strategis untuk menapaki jenjang pengabdian di level nasional.

KPU DKI Jakarta menyampaikan bahwa daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pilkada 2024 mencapai 8.204.007 jiwa dengan rincian sebanyak 4.048.811 jiwa merupakan pemilih laki-laki dan 4.165.196 jiwa pemilih perempuan. Jumlah DPT tersebut telah dihimpun KPU dari total 44 kecamatan, 267 kelurahan, dan 14.835 tempat pemungutan suara (TPS).

Dilihat dari beberapa kali pelaksanaan pemilu maupun pilkada, dinamika dan konstelasi politik Jakarta terus berubah-ubah. Hasil Pemilu Legislatif 2024 menunjukkan bahwa Jakarta menjadi basis suara yang cukup besar untuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Hal ini dapat dilihat dari masing-masing perolehan kursi DPRD Jakarta, yaitu 18 kursi untuk PKS, 15 kursi untuk PDIP, dan 14 kursi yang didapatkan Gerindra.

Pemilihan gubernur Jakarta

Gubernur dan wakil gubernur Jakarta dipilih langsung mulai 2007 pada Pilkada Jakarta 2007. Terdapat dua pasangan calon yang bertarung dalam Pilkada Jakarta 2007, yakni Adang Daradjatun-Dani Anwar yang dicalonkan oleh PKS dan Fauzi Bowo-Prijanto yang diusung oleh koalisi 19 partai politik.

Hasil pilkada dimenangi Fauzi Bowo-Prijanto setelah berhasil memperoleh 57,87 persen suara. Sementara itu, pasangan Adang Daradjatun-Dani Anwar memperoleh 42,13 persen suara.

Pilkada selanjutnya berlangsung pada 2012. Pada Pilkada Jakarta 2012, terdapat enam pasangan calon. Empat di antaranya diusung oleh partai politik, yakni Fauzi Bow-Nachrowi Ramli, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini, dan Alex Noerdin-Nono Sampono. Dua pasangan calon lain merupakan calon independen, yakni Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria dan Faisal Basri-Biem Benjamin.

Pilkada 2012 dijalankan dalam dua putaran, setelah calon yang menang pada putaran pertama belum memenuhi syarat kemenangan. Hasil pemilihan memperlihatkan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama dan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli melaju ke putaran kedua.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved