Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 26 November 2024, Tidak Ada yang Abadi di Dunia Ini

Itulah tembok ratapan, yang kini menjadi suatu tempat ziarah yang terkenal di Yerusalem dan banyak peziarah datang ke sana.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pastor John Lewar, SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Selasa 26 November 2024, Tidak Ada yang Abadi di Dunia Ini 

Oleh : Pastor John Lewar SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Selasa 26 November 2024, Tidak Ada yang Abadi di Dunia Ini

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor

Hari Biasa Pekan XXXIV

Wahyu 14:14-20; Mazmur 96:10.11-12.13

Injil : Lukas 21:5 -11

Meditatio:
Penginjil Lukas 21:5-11 mengisahkan tentang nubuat kehancuran Bait Allah dan kota Yerusalem. Dalam sejarah, nubuat itu memang terjadi.

Pada tahun 70 sesudah masehi bangunan suci itu dihancurkan oleh kerajaan Romawi dan menyisakan sebuah tembok yang saat ini dikenal sebagai tembok ratapan.

 Di tembok itulah orang-orang Yahudi seringkali mengadakan ibadat dengan memegang temboknya sambil meratapinya.

Itulah tembok ratapan, yang kini menjadi suatu tempat ziarah yang terkenal di Yerusalem dan banyak peziarah datang ke sana.

Nubuat Yesus tentang kehancuran Bait Allah dan kota Yerusalem tersebut memberi pengertian kepada kita bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini.

Meski semegah apa pun suatu bangunan berdiri atau semelimpah apa pun harta yang dimiliki seseorang di dunia ini, semuanya akan hancur. Tidak terkecuali dengan tubuh kita sendiri yang hari ini masih bisa berdiri tegak namun suatu saat akan terbaring kaku dan membusuk di tanah.

 Hal itu hendak menunjukkan bahwa segala peristiwa yang ada di dunia ini sifatnya sementara. Akan tiba saatnya semuanya akan binasa dan hancur.

Semua ada batasnya. Semua ada masa berakhirnya dan digantikan dengan kerajaan lain. Hanya kerajaan Allah yang abadi sifatnya.

Maka, manusia sejatinya tidak punya alasan untuk menjadikan kekuasaan sebagai jaminan kesejahteraannya; untuk mendatangkan keuntungan sebanyak-banyaknya, bahkan menyalahgunakan kewenangan demi ambisi semata.

Selanjutnya, Yesus meminta kita supaya memiliki sikap iman yang tegas. Kita harus beriman yang benar
akan Yesus. Jangan sampai iman kita keliru bahkan sesat. Kita harus waspada akan muncul banyak nabi palsu yang mengklaim kebenaran iman secara keliru.

Mereka akan cenderung mengajarkan akhir zaman yang membuat banyak hati gelisah. Berhadapan dengan oknum seperti itu, kita hendaknya selalu berpegang pada ajaran resmi Gereja.

Gereja adalah persekutuan kita. Di dalamnya, kita menemukan kebenaran iman akan Yesus dan harus menghayatinya dengan sungguh-sungguh sesuai tradisi para Rasul yang hidup bersama Yesus. Kita juga harus waspada terhadap peperangan dan bencana alam.

Semua peristiwa semacam ini dapat menggoyahkan iman manusia, tetapi Yesus hari ini mengingatkan
kita supaya tetap memiliki iman dan harapan yang teguh.

Semua itu bukanlah akhir dari segala sesuatu yang direncanakan bagi kita. Akhirakhir ini, Allah seolah membuka mata hati kita untuk menyaksikan dan merasakan kebenaran Firman ini di tengah pergolakan politik dunia.

Perang antara Ukraina dan Rusia terus membara. Perang antara Palestina (Hamas) dan Israel terus berlangsung. Demikian juga dengan situasi politik yang terjadi di negeri kita tercinta ini.

Semua ini hendaknya menjadi undangan bagi kita semua untuk menghadirkan harapan bagi banyak orang lewat teladan hidup yang benar, adil dan berbelaskasih bagi mereka yang membutuhkan.

Mari kita menyelamatkan banyak orang tanpa kecenderungan untuk memonopoli atau memanipulasi sesuatu.

Mari kita berkarya semata-mata demi kemanusiaan dan kemuliaan Allah yang lebih besar. Semua akan berlalu. Mari kita memaksimalkan kasih Allah bagi sesama.

Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita akan tiga hal.

Pertama, bersikap bijaksana. Hendaknya kita bersikap bijaksana terhadap segala sesuatu yang ada di dunia ini. Jangan terbuai dengan kemewahan harta. Jangan pula menaruh sikap kagum yang berlebihan terhadap hal-hal materi di dunia ini. Ingatlah semuanya akan binasa.

Saat kita mati, semuanya akan kita tinggalkan di dunia ini dan saat waktunya tiba yaitu akhir zaman
semuanya akan binasa. Semuanya akan berakhir.

Hal yang perlu senantiasa kita bangun dan pupuk di dunia ini ialah perbuatan baik dan sikap saling mengasihi satu sama lain. Itulah hal yang kedua.

Hidup di kemudian hari itu sifatnya kekal dan abadi. Hiduplah dengan melakukan kebaikan dan menebar cinta kasih sebanyak dan selama mungkin Setelah masa hidup kita di dunia ini berakhir kita akan memasuki masa hidup yang takkan binasa dan di sanalah kita akan diganjari sesuai dengan perbuatan dan sikap hidup kita di dunia ini.

Ketiga, tidak ada yang abadi di dunia ini. Segala sesuatu di atas muka bumi ini akan lenyap.

Semuanya sementara saja! Termasuk diri kita, jiwa dan raga kita. Semuanya rapuh, terbatas dan tidak abadi. Dalam iman yang teguh kita yakin jiwa kita akan abadi di surga.

Missio: Mari kita berbuat kebajikan dan hidup dalam iman yang teguh sebagai bekal hidup kekal.

Doa: Ya Tuhan Yesus Kristus Raja Semesa alam, Engkau bertakhta di sisi kanan Bapa namun tetap hadir di tengah-tengah kami. Llindungilah dan bimbinglah kami untuk ikutserta melaksanakan karya
keselamatanMu...Amin.

Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Selasa. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved