Berita Ende

Peringati Hari Guru, Kepala SMA Negeri 1 Ende Minta Tak Pinggirkan Sekolah Swasta Kecil

Selain itu, bakal terjadi penumpukan peserta didik pada satu sekolah yang berimbas pada para guru akan kesulitan memberikan pendidikan karakter.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/ALBERT AQUINALDO
Kepala SMA Negeri 1 Ende, Marselinus Sina yang ditemui usai acara peringatan Hari Guru, Senin, 25 November 2024 di ruang kerjanya 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Albert Aquinaldo

POS-KUPANG.COM, ENDE - Peringatan Hari Guru ke-79 di SMA Negeri 1 Ende, Senin, 25 November 2024 pagi diwarnai dengan berbagai rangkaian acara yang dihadiri oleh para guru dan pelajar di salah satu sekolah ternama di Kota Ende itu.

Keseluruhan rangkaian acara peringatan hari guru tingkat SMA Negeri 1 Ende termasuk pemilihan guru berdedikasi terbaik versi pelajar itu merupakan hasil kerja keras para pelajar untuk menghormati dan menghargai jasa para guru mereka.

Kepala SMA Negeri 1 Ende, Marselinus Sina yang ditemui usai acara peringatan Hari Guru menekankan kepada para guru untuk menjaga keselamatan peserta didik.

"Siswa boleh memberikan hadiah istimewa tetapi saya minta kita berikan hati dan jiwa mereka untuk dididik oleh para guru, karena guru hadir disini hanya satu tujuan yaitu mengantar anak-anak didik untuk menjadi lebih baik dari para guru saat ini," ujar Marselinus Sina.

Marselinus yang juga merupakan Ketua PGRI Kecamatan Ende Timur mengatakan, saat ini ada upaya pengabaian terhadap sekolah-sekolah swasta kecil di Kabupaten Ende.

"Sekolah-sekolah swasta kecil di Ende ini semakin punah, kalau tidak segera diperhatikan oleh pemerintah, sekolah-sekolah swasta kecil ini bisa bubar maka saya minta pemerintah untuk memperhatikan ini," tegas Marselinus Sina.

Baca juga: Cerita "Tamparan" Guru Agama SMAN 1 Ende kepada Sang Senator, AWK: Itu Tamparan Refleksi

Lebih lanjut dia mengatakan, dampak yang akan timbul ketika sekolah-sekolah swasta kecil bubar yakni bertambahnya pengangguran dari sektor pendidikan karena para guru honorer akan kehilangan pekerjaan.

Selain itu, bakal terjadi penumpukan peserta didik pada satu sekolah yang berimbas pada para guru akan kesulitan memberikan pendidikan karakter.

"Kita contoh sekolah-sekolah besar kenapa pendidikan karakternya tidak mencapai hasil maksimal, karena guru tidak bisa menjangkau semua siswa, kalau di sekolah-sekolah kecil kan guru bisa menjangkau semua untuk pendidikan karakter," jelas dia.

Dari rasio tugas guru, kata dia, untuk di sekolah dengan jumlah peserta didik banyak sebanding tetapi rasio tugas pendidikan karakter tidak terjangkau dengan baik. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved