Lewotobi Erupsi
Menerobos Bahaya Demi Ternak di Lereng Gunung Lewotobi Laki-laki
Agung David Kepa Wolor (27) saban hari menerobos bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki demi sejumlah ternak babi di Flores Timur
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Agung David Kepa Wolor (27) saban hari menerobos bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki demi sejumlah ternak babi, ayam, anjing, dan kucing yang masih bertahan di rumahnya, Jumat, 22 November 2024.
Rumah Agung berada di Dusun Wolorona, Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT. Terpaut jarak sekira 4 kilometer dari pusat erupsi, kampung Agung termasuk dalam kawasan rawan bencana. Ia dan ribuan penyintas bakal direlokasi ke tempat lain.
Dengan sepeda motor Revo Fit, Agung Wolor melaju dengan kecepatan sedang dari Posko Bokang Wolomatang, Kecamatan Titehena ke rumahnya yang berjarak sekira 25 kilometer.
Perjalanan memakan waktu sekira 15 menit terasa sulit saat tiba Desa Dulipali, wilayah terdampak parah. Kerikil, batu, dan pasir menutupi badan aspal. Honda berkekuatan mesin 110 cc itu kadang terjungkal kala menggilas onggokan lumpur yang mulai mengering.
Agung tampak sumringah saat memarkirkan motor di halaman rumahnya. Tiga ekor anjing menggoyangkan ekor menyambut kedatangan putra bungsu dari empat bersaudara itu.
Makanan sisa yang Agung bawa dari Posko Pengungsian langsung dilahap anjing dan tiga kucing penjaga rumah. Peliharaan milik para tetangga juga turut menikmati nasi bercampur tulang ikan itu.
Beranjak dari dapur, Agung kemudian menuju ke kandang ternak babi di belakang rumahnya. Ia mencampurkan pakan ternak dengan aneka makanan sisa serta singkong yang tersimpan dalam ember.
Baca juga: Lewotobi Erupsi, Relawan Indonesia Bangkit Keliling Desa Beri Makan Ternak Warga
Meski tiga ekor babinya masih sehat selama erupsi, namun Agung masih bersedih lantaran empat ternaknya tewas saat letusan dahsyat tanggal 3 November 2024 lalu. Lontaran batu panas menghantam kandang ternaknya.
"Kami semua penghuni rumah selamat, tapi empat ekor ternak mati. Sekarang sisa tiga ekor, setiap hari saya kasih makan," ceritanya saat ia pulang dari rumahnya. Kami bertemu di Desa Boru, pusat Kecamatan Wulanggitang berjarak 7 kilometer dari pusat letusan.
Agung menuturkan, jalan Trans Flores hingga aspal penghubung antar desa di Kecamatan Wulanggitang tertutup material. Paling parah, katanya, adalah Desa Nawokote. Material batu dan pasri akibat banjir memutuskan akses ke semua desa di jalur pantai selatan.
Di wilayah terdampak parah, khususnya radius bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, kini dipasang spanduk himbauan. Warga diminta tak masuk ke wilayah yang radiusnya sekira 4 kilometer dari pusat letusan. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.