Opini

Opini: Lewotobi Erupsi, Inilah Kiat Pertolongan Pertama bagi Penderita Luka Bakar

Saat terjadi erupsi, awan panas yang sering disebut wedhus gembel ini menyembur hingga ketinggian 3 km bahkan bisa lebih tinggi. 

|
Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Gunung Ile Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, NTT saat erupsi pada Rabu 13 November 2024. 

Oleh: Imanuel Y. Faot
Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Doktor Biologi, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

POS-KUPANG.COM - Erupsi Gunung Lewotobi laki-laki masih berlanjut. Semburan awan panas terus keluar dari dalam kawahnya. 

Fasilitas umum dan rumah warga rusak, mengakibatkan warga menjauh sesuai radius yang ditetapkan dan menempati posko-posko pengungsian yang disiapkan oleh pemerintah. 

Sejak awal peristiwa ini, selain korban material yang dialami ada juga korban jiwa maupun luka-luka.

Imanuel Y. Faot
Imanuel Y. Faot (DOK PRIBADI)

Gunung Lewotobi laki-laki menyemburkan tefra, lava, awan panas dan material lainnya. Semburan material bersuhu tinggi ini sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. 

Awan panas gunung berapi biasanya memiliki suhu sekitar 500-600 derajat celcius saat mencapai pemukiman. 

Saat terjadi erupsi, awan panas yang sering disebut wedhus gembel ini menyembur hingga ketinggian 3 km bahkan bisa lebih tinggi. 

Awan panas mengandung gas beracun sehingga dapat merusak sistem pernapasan dan paru-paru yang menghirupnya. Selain itu, bila terkena kulit akan menyebabkan luka bakar bahkan kematian.

Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang dapat disebabkan oleh panas, radiasi, listrik, dan zat kimia. 

Ada beberapa mitos pertolongan pertama bagi penderita luka bakar yang masih diyakini masyarakat hingga kini, seperti, mengoleskan minyak goreng atau mentega pada luka bakar, mengoleskan pasta gigi pada bagian luka bakar, mengompres menggunakan es batu dan menyiram luka bakar dengan alkohol. 

Penanganan seperti ini sangat tidak disarankan dalam dunia medis sebab hanya akan memperburuk keadaan. Penggunaan minyak goreng atau margarin dapat menambah efek panas yang meningkatkan peradangan. 

Hal ini memperlambat proses penyembuhan luka dan dapat menyebabkan infeksi.

Penggunaan pasta gigi merupakan praktek yang dipercayai efektif menyembuhkan luka bakar karena memberikan rasa segar dan dingin pada kulit yang terbakar.

Kenyataannya pasta gigi mengandung bahan yang dapat menyebabkan iritasi dan infeksi. 

Luka bakar yang diolesi pasta gigi akan mengalami kerusakan kulit yang lebih parah, memperluas kerusakan hingga ke lapisan kulit lebih dalam dan menghambat proses penyembuhan. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved