Berita NTT

Kakanwil DJPb NTT: Pengendalian Inflasi di NTT Tidak Lepas dari Alokasi Anggaran Pemerintah Pusat

Kemudian, lanjutnya, bagi Kementerian Perhubungan untuk pembangunan sarana infrastruktur konektivitas guna mendukung kelancaran distribusi.

POS-KUPANG.COM/EKLESIA MEI
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) NTT, Catur Ariyanto Widodo 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei

POS-KUPANG.COM, KUPANG- Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) NTT, Catur Aryanto Widodo menyebut, terkendalinya tingkat inflasi di NTT tidak lepas dari adanya alokasi anggaran belanja pemerintah pusat untuk kegiatan pengendalian inflasi tahun 2024.

Demikian disampaikan Catur Aryanto Widodo di Kupang, Selasa 12 November 2024.

Catur menyebut, bulan September 2024, inflasi Provinsi NTT sebesar 1,07 persen (yoy) dengan IHK sebesar 105,06 atau terjadi deflasi 0,03 persen (mtm) jika dibandingkan bulan sebelumnya.

"Sejak bulan Mei 2024, Provinsi NTT selalu mengalami deflasi. Hal ini tidak lepas dari adanya alokasi anggaran belanja pemerintah pusat untuk kegiatan pengendalian inflasi tahun 2024," kata Catur.

Catur menjelaskan, adapun alokasi anggaran belanja pemerintah pusat untuk kegiatan pengendalian inflasi tahun 2024 yaitu dialokasikan pada Kementerian PUPR yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur pendukung sektor pertanian dan konektivitas.

Kemudian, lanjutnya, bagi Kementerian Perhubungan untuk pembangunan sarana infrastruktur konektivitas guna mendukung kelancaran distribusi.

Selain itu, kata dia, bagi Kementerian Pertanian untuk menjamin ketersediaan pasokan dan Badan Pusat Statistik untuk komunikasi efektif.

"Total realisasi belanja pengendalian inflasi sampai dengan September 2024 yaitu Rp 1,12 triliun atau 35,55 persen dari total alokasi sebesar Rp 3,16 triliun," ungkapnya.

Sementara, lanjut dia, untuk Nilai Tukar Petani (NTP) bulan September 2024 sebesar 101,43, meningkat 1,21 persen dibandingkan dengan NTP Agustus 2024.

Baca juga: Kerja Sama DJPb NTT dan PTN STAN Dorong Peningkatan Perekonomian Potensi Desa

"Peningkatan ini terjadi di subsektor tanaman padi-palawija, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan. Sedangkan untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN) bulan September yakni 89,79, menurun 0,07 persen poin dibandingkan bulan Agustutus 2024," terangnya.

Dia menambahkan, dalam lingkup regional, kinerja APBN regional Nusa Tenggara Timur (NTT) terus menunjukkan tren dan kinerja yang positif. Yang mana, kinerja ekonomi makro Regional NTT untuk ekonomi NTT pada triwulan II 2024 tumbuh 4,35 persen (yoy) atau tumbuh 7,35 persen (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan qtq secara nasional. (cr20)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved