Berita Ende

Gunungapi Iya di Ende Naik Level III, BNPB Minta Pemkab Belajar dari Lewotobi Laki-Laki

233 kilometer sebelah barat daya-barat dari Gunungapi Lewotobi Laki-Laki yang saat ini mengalami erupsi besar

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Status Gunung Iya naik dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) pada 05 November 2024, pukul 18.00 WITA. 

Sebelumnya, lubang dengan diameter mencapai 13 meter dan kedalaman 4 meter ditemukan di Desa Klatanlo yang berjarak hanya empat kilometer dari kawah utama Gunungapi Lewotobi Laki-Laki.

Lubang tersebut terbentuk akibat jatuhan dari lontaran batu vulkanik saat terjadi erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki.

Hal itu yang kemudian menjadi dasar agar wilayah yang masuk dalam KRB harus dikosongkan bahkan secara permanen untuk meminimalisir serta menghindari potensi dampak risiko bencana kedepannya.

Pemkab Ende Siapkan Rencana Kontijensi (Renkon)

Merespon adanya kenaikan level Gunungapi Iya, pemerintah daerah Kabupaten Ende melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ende telah melakukan rencana kontijensi penanganan darurat jika nantinya terjadi erupsi. BPBD Kabupaten Ende telah memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak panik namun tetap waspada atas kenaikan level gunungapi berjenis stratovolcano tersebut.

Pemerintah Kabupaten Ende juga telah menyiapkan skenario pengungsian sementara apabila hal itu harus dilakukan sesuai rekomendasi dari PVMBG, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di lima kelurahan di wilayah Kecamatan Ende Selatan mulai dari Kelurahan Tanjung, Arubara, Tetandara, Rukun Lima dan Paupanda.

Sebagaimana menurut rekomendasi PVMBG, masyarakat, pengunjung atau wisatawan dilarang mendekati kawasan puncak untuk melakukan segala aktivitas pada radius dua kilometer dari kawah aktif Gunungapi Iya. Masyarakat juga diminta untuk tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah guna menghindari potensi bahaya.

Adapun karakteristik letusan Gununapi Iya pada umumnya berlangsung dari kawah utama letusan magmatik yang menghasilkan abu vulkanik, lontaran batu pijar dan aliran lava disertai runtuhan pada puncak Gunungapi Iya. Terdapat rekahan berkembang di sekeliling kawah aktif, menunjukkan zona lemah di dalam gunungapi yang kemungkinan akan mengakibatkan longsoran besar ke arah laut pada saat terjadi erupsi yang akan datang.

Sementara itu menurut catatan, Gunungapi Iya tercatat meletus sejak tahun 1671 hingga erupsi yang terakhir pada 1969 dengan selang waktu erupsi antara 1-60 tahun.(*/Abdul Muhari, Ph.D. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved