Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen, Memuji Allah Sang Pemelihara
Karena itu, adalah baik kita memuji Allah, memuliakan Allah karena pemeliharaannya, yang kita rasakan dalam berbagai bentuk berkat/pengalaman hidup.
Oleh: Pdt. Nope Hosiana Daik, M.Th
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Renungan Harian Kristen, Memuji Allah Sang Pemelihara, merujuk dari Kita Mazmur 147:1-20.
Pendahuluan
Seseorang mendapat pujian karena pencapaian/prestasi yang dicapai atau karena sejumlah perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan dengan berdampak positif bagi dirinya, keluarganya dan lingkungan yang luas Karena pujian adalah afirmasi terhadap “kredibilitas” seseorang.
Berdasarkan pembacaan firman Tuhan dari Mazmur 147:1-20 kita diberikan tema “Memuji Allah Sang Pemelihara” dalam rangka merayakan Bulan Lingkungan Hidup dalam lingkup pelayanan GMIT.
Karena itu, selanjutnya kita akan merenungkan “bentuk-bentuk” pemeliharaan Allah yang dikatakan oleh Pemazmur dari bagian firman Tuhan ini. Bahwa Allah maha kuasa dan maha bijaksana; pemberi hidup (pencipta alam semesta) dan pemberi kesejahteraan (pemelihara segala ciptaan-Nya dengan menyediakan segala kebutuhan ).
Allah adalah Sang Pemelihara adalah bentuk kekuasaan dan kebijaksaan Tuhan Bagi umat yang beriman ada keyakinan bahwa kehidupan manusia berlangsung dalam kendali Allah.
Sejarah kehidupan manusia adalah tentang bagaimana ia berjalan bersama Allah atau bahkan data dikatakan dalam setiap torehan sejarah kehidupan manusia terdapat sidik jari Allah.
Pemazmur menyadari itu dalam perjalanan hidup umat Israel. Sidik jari Allah dalam sejarah perjalanan hidup umat Israel adalah kekuatan dan kebijaksaan Allah (ay.1-6). Kekuatan dan kebijaksaan Allah terbukti dalam sejarah perjalanan umat Israel, yaitu bahwa Ia adalah yang memberikan kehidupan.
Kehadiran umat Israel dan perjalanan hidupnya adalah semata-mata pemberian Tuhan (ay.7-11). Karena itu umat Israel mengakui bahwa mereka adalah ciptaan tangan-Nya.
Ketika hidup dianugerahkan, Allah juga tidak menarik diri-Nya atau tidak meninggalkan perbuatan tangan-Nya dengan cara senantiasa memelihara umat Israel agar mereka mengalami kecukupan dan kelimpahan dalam kehidupan.
Tiga pokok iman diimani oleh pemazmur dalam peristiwa kembalinya umat Israel dari pembuangan dan usaha-usaha mereka membangun kembali reruntuhan di Yerusalem.
Allah bagi mereka adalah yang berkuasa dan bijaksana untuk membangun kembali reruntuhan dan mengisi kekosongan-kekosongan serta mengubah ketidak-beraturan dalam kehidupan kembali menjadi keteraturan akibat dosa manusia.
Penghayatan iman inilah yang ditangkap dalam peristiwa penciptaan yang diceritakan/dinarasikan dalam Kejadian pasal 1. Allah menciptakan kebaikan, keteraturan/harmoni dari keadaan ketidak-beraturan (tohu wabohu).
Baca juga: Renungan Harian Kristen Selasa 5 November 2024, Alam Semesta Memberitakan Kemuliaan Allah
Umat Israel yang jatuh dalam dosa diciptakan kembali sebagai manusia baru/berhati baru agar mereka meyadari bahwa sesungguh Allah ada diantara mereka.
Karya Allah ini seperti menghadirkan umat Israel sebagai manusia baru dalam langit dan bumi baru, yaitu kota Yerusalem yang sudah menjadi sunyi sepi (kota mati) kembali menjadi kota berpenghuni yang penuh sorak-sorai kemenangan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.