Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 6 November 2024, “yang Tidak Melepaskan Diri”

satu – satunya jalan adalah dengan melepaskan diri dari semua ikatan duniawi kita agar kita layak mencapai keselamatan itu.

Editor: Rosalina Woso
Dok. POS-KUPANG.COM
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Rabu 6 November 2024, “yang Tidak Melepaskan Diri” 

Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Rabu 6 November 2024, “yang Tidak Melepaskan Diri”

Hari Rabu Biasa Pekan XXXI

Bacaan I: Flp.  2: 12-18
Injil: Lukas 14:  25-33       

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Ungkapan melepaskan diri itu sama dengan melepaskan diri dari satu ikatan tertentu. Apapun ikatan itu biasanya selalu membuat orang sangat sulit untuk melepaskan karena itu melekat atau terikat dengan diri kita karena ada banyak faktor.

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi adalah faktor psikologis dari ikatan itu yang membuat kita sulit untuk melepaskan diri dari  ikatan itu. Mengapa?  Karena kita sudah menyatu dengan ikatan itu.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini kita kembali lagi disegarkan oleh bacaan-bacaan suci yang menjadi bahan permenungan kita hari ini. Bacaan-bacaan yang ada masih dari surat Paulus kepada jemaat di Efesus dan Injil Lukas.

Dalam bacaan pertama, Paulus dengan tegas mengajarkan kepada jemaat di Filipi  untuk  tetap  mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar. Hal yang mau disampaikan Paulus yaitu bahwa tetap melakukan pekerjaan-pekerjaan atau perbuatan-perbuatan yang mendatangkan keselamatan bagi kita karena keselamatan itu akan diatur oleh Tuhan sendiri di dalam diri kita.

Untuk itu, kata Paulus: “Lakukanlah segala sesuatu tanpa bersungut-sungut dan berbantah-bantah supaya kaliaan tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tak bernoda di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini. Maka kalian akan bercahaya di  antara mereka.”

Atas cara inilah, kita semua bisa bermegah di dalam Kristus yang sanggup menyelamatkan kita dari setiap salah dan dosa kita. Dan bagi Yesus, tak ada cara yang lain untuk mencapai keselamatan selain harus melepaskan diri dari segala miliknya. Melepaskan ikatan kepemilikan baik harta secara fisik maupun psikologis inilah yang akan membantu kita untuk bisa mengikuti Yesus dan mencapai keselamatan.

Bagi Yesus, inilah yang menjadi dasar utama dalam mencapai keselamatan itu. Selama masih terikat dengan segala kepemilikian ini maka akan menjadi sulit baik ikatan fisik maupuan psikis: “Jika seseorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudarinya bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu. Barangsiapa tidak memanggul salibgnya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi muridKu.”

Bagi Yesus, ikatan akan kepemilikan baik itu harta milik berupa kekayaan maupun ikatan kekeluargaan masih menjadi hambatan utama. Mengapa? Bagi Yesus, untuk bisa menjadi muridNya harus mampu mengosongkan diri dari semua keterikatan itu agar hanya Tuhanlah satu-satunya yang menjadi dasar dan tujuan hidupnya.

Semua hal yang lain itu penting tapi tidak membuat kita terikat apalagi bergantung kepadanya. Inilah yang menjadi masalah terbesar. Yang dimaksudkan Yesus ‘yang tidak membenci bapa, ibu, istri, saudara/i atau anak-anak’ adalah supaya kita tidak memiliki ikatan terlalu mendalam sampai harus melupakan Tuhan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved