Berita Sabu Raijua
Hadapi Ice-Ice, Seacrest Indonesia Dorong Warga Desa Ballu Perbanyak Cairan Fermentasi Daun Mangrove
Ice-ice merupakan salah satu penyakit rumput laut yang sering dihadapi oleh pembudidaya rumput laut tidak terkecuali di Raijua.
Di Raijua penyakit ice-ice akan mulai menjangkit rumput laut pada bulan-bulan tertentu. Yanuarius Lua Ludji mengungkapkan bahwa ice-ice ada pada bulan Oktober-November serta April-Mei.
Baca juga: Dorong Ekonomi Keluarga Seacrest Indonesia Gelar Pelatihan Pengolahan Ikan, Rumput Laut di Raijua
Hal ini sesuai dengan waktu peralihan musim di Raijua. Ketika terjadi pergantian musim akan mengakibatkan perubahan suhu di perairan. Perubahan suhu perairan inilah salah satu penyebab rumput laut rentan untuk terkena penyakit ice-ice.
Rumput laut yang yang telah menggunakan cairan fermentasi hasil produksi pertama, menunjukkan hasil yang positif.
“Rumput laut (jenis Eucheuma cottonii) yang telah menggunakan cairan fermentasi daun mangrove selama masa pemeliharaan nampak memunjukkan hasil yang lebih bersih (dari epifit yang menempel di permukaan) dibandingkan dengan rumput laut yang tidak menggunakan cairan ini pada awal masa tanam.” lanjut Yanuarius selaku pembudidaya rumput laut yang aktif di Desa Ballu.
Bersihnya rumput laut dari epifit yang menempel di permukaan akan membantu rumput laut memaksimalkan penyerapan nutrien dan sinar matahari di lautan.
“Hasil positif dalam penggunaan cairan fermentasi daun mangrove menjadi langkah awal untuk pencegahan penyakit ice-ice yang sederhada dan ramah lingkungan. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengadopsi praktik baik ini kedepannya untuk meningkatkan produktifitas rumput laut di Raijua.” tambah Salauddin pada akhir sesi produksi cairan fermentasi daun mangrove tahap kedua.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.