Uskup Labuan Bajo Terpilih

Matahari Mirip Cincin Saat Pentahbisan Uskup Labuan Bajo, Pertanda Apa?

Matahari di langit Kota Labuan Bajo tampak mirip lingkaran cincin pelangi ketika misa pentahbisan sedang berlangsung.

|
Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG/HO
Fenomena halo Matahari. 

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Viral di media sosial fenomena  matahari mirip cincin saat perayaan ekaristi pentahbisan Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus, Jumat 1 November 2024.

Uskup  Mgr. Maksimus Regus  ditahbiskan di Gereja St. Petrus Sernaru, Labuan Bajo, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Matahari di langit Kota Labuan Bajo tampak mirip lingkaran cincin pelangi ketika misa pentahbisan sedang berlangsung. Potongan video mengenai fenomena alam tersebut viral di berbagai platform media sosial.

Lalu apa sebenarnya yang terjadi di Labuan Bajo. Perlu diketahui bahwa banyak fenomena berkaitan dengan matahari, selain gerhana matahari dan aurora.  Salah satu fenomena alam yang kerap terjadi ialah halo matahari. 

Penampakan cincin matahari di langit Kota Labuan Bajo pada hari Jumat, 1 November 2024.
Penampakan cincin matahari di langit Kota Labuan Bajo pada hari Jumat, 1 November 2024. (TANGKAPAN LAYAR)

Peristiwa di Labuan Bajo hari ini merupakan fenomena halo matahari. Dikutip dari Kompas.com, halo matahari merupakan fenomena optis munculnya lingkaran putih yang terlihat di sekitar matahari. Halo matahari juga dikenal sebagai fenomena cincin matahari. 

Halo atau cincin bercahaya merupakan hasil dari cahaya matahari yang berbelok karena partikel uap air di atmosfer.

Di masa lalu halo matahari menjadi pertanda akan turunnya hujan. Lalu, bagaimana halo matahari dapat terjadi? 

Halo matahari dapat terjadi karena pembiasan cahaya oleh kristal es pada awan citrus yang dingin, di ketinggan 5 sampai 10 kilometer di atas lapisan troposfer. 

Halo atau cincin bercahaya merupakan hasil dari cahaya matahari yang berbelok karena partikel uap air di atmosfer. 

Halo terbentuk karena peristiwa disperse butir-butir air atau es pada awan citrus oleh sinar ultraviolet. 

Setelah matahari mengenai awan citrus, kristal es berbentuk prisma atau batang cahaya akan dipantulkan atau dibiaskan. Cahaya hasil pembiasan tersebut akan pecah akibat efek disperse. 

Cahaya yang pecah dalam beberapa warna akan dipantulkan di sekitar matahari, dan menuju arah tertentu. Sehingga nampak cincin yang bercahaya disekitar matahari. 

Halo matahari sebenarnya memiliki proses yang sama dengan terbentuknya pelangi pada pagi atau sore hari setelah hujan. Pada fenomena ini, matahari siang atau sore masih berada di sudut yang rendah. 

Pada posisi ini, kemampuan partikel air membiaskan cahaya lebih besar, sehingga warna yang muncul juga lebih lengkap untuk mengitari matahari. 

Halo matahari termasuk fenomena alam yang terjadi atau langka, namun peristiwanya dapat dijelaskan secara ilmiah. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved