Berita Sabu Raijua
Dinas Kesehatan Sabu Raijua Ingatkan Warga Agar Waspadai DBD
Sementara di Kecamatan Hawu Mehara, Sabu Liae, dan Raijua tidak ada kasus. Trend demam berdarah di Sabu Raijua juga berbeda setiap musim.
Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema
POS-KUPAG.COM, SEBA - Dinas Kesehatan Sabu Raijua mengingatkan kepada seluruh masyarakat Sabu Raijua agar mewaspadai Demam Berdarah Dengue (DBD) di puncak musim kemarau.
Memasuki puncak musim kemarau di Sabu Raijua periode Oktober hingga November, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sabu Raijua, Thobias Jusuf Messakh mengatakan, saat ini ada sejumlah wilayah yang dihadapkan dengan kasus demam berdarah. Misalnya di Bolou yang biasanya tidak ada kasus demam berdarah, pada tahun ini mulai muncul.
"Kita di Sabu sekarang ini di bulan musim panas sekarang ada demam berdarah di Bolou dan Sabu Tengah," ujarnya pada Minggu, 27 Oktober 2024.
Sementara di Kecamatan Hawu Mehara, Sabu Liae, dan Raijua tidak ada kasus. Trend demam berdarah di Sabu Raijua juga berbeda setiap musim.
Sejauh ini kasus-kasus demam berdarah sering terjadi di Sabu Barat, Sabu Timur, dan Sabu Tengah.
Kasus demam berdarah di Sabu Barat biasanya terjadi saat musim hujan, sementara di Sabu Timur terjadi saat musim panas sejak periode Juni yang sampai saat ini masih berupaya diatasi seperti di Sabu Tengah berbatasan dengan Sabu Timur.
Masa perkembangbiakan nyamuk selama 14 hari, jika tidak menggunakan Abate, tempat-tempat penampungan air harus dikuras setiap minggu walaupun nyamuk bertelur namun tidak bisa berkembang biak karena sudah dibersihkan. Sekali bertelur, seekor nyamuk bisa menghasilkan 250 anak nyamuk.
"Ini tentu peran kita semua tidak bisa dari sisi satu OPD tetapi semua harus terlibat," ujarnya.
Baca juga: Ini Angka Stunting Terkini di Kabupaten Sabu Raijua NTT
Ia berharap, semua pihak bisa mewaspadai demam berdarah dengan cara menggerakkan masyarakat untuk memberantas sarang-sarang nyamuk karena nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti) hanya bisa berkembang pada genangan air seperti dalam wadah botol-botol bekas, kaleng makanan dan minuman bekas serta wadah-wadah bekas lainya.
Ia mengingatkan, kasus demam berdarah tidak akan terjadi jika segera diintervensi dengan berkoordinasi melalui camat, lurah, Kades serta RT setempat untuk menggerakkan aksi 3M, (Menguras, Mengubur, dan Menutup) serta pemasangan kelambu secara efektif. (dhe)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.