Perang Tanding di Adonara
Masyarakat dan Pemuda Adonara Minta Hentikan Perang Tanding
Menurutnya, perang tanding yang dulu mungkin dianggap sebagai cara menyelesaikan perselisihan, kini telah terbukti membawa lebih banyak penderitaan
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Arnold Welianto
POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Masyarakat dan pemuda di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT mengimbau seluruh warga untuk bersama-sama menghentikan perang tanding yang masih terjadi di tanah Adonara, Senin 21 Oktober 2024.
"Dengan penuh keprihatinan dan kesadaran akan dampak negatif yang ditimbulkan, kami memandang bahwa praktik ini sudah tidak relevan lagi dengan semangat zaman serta bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian," kata Ary Toekan, pemuda asal Desa Wewit, Kecamatan Adonara Tengah, Kabupaten Flores Timur.
Menurutnya, perang tanding yang dulu mungkin dianggap sebagai cara menyelesaikan perselisihan, kini telah terbukti membawa lebih banyak penderitaan, kehancuran, serta merenggut nyawa orang-orang yang kita cintai.
Dikatakannya, penyelesaian konflik harus dilakukan melalui dialog, musyawarah, dan pendekatan hukum yang lebih beradab. Budaya kekerasan ini hanya akan menjerumuskan lebih dalam ke jurang perpecahan, tanpa memberi solusi yang berkelanjutan.
Ia menegaskan menjaga kehormatan bukan berarti mengorbankan nyawa, tetapi justru dengan menjaga kehidupan dan hubungan baik antar sesama.
Baca juga: Perang Tanding di Adonara Flores Timur, Satu Warga Tewas
"Sudah saatnya kita mengedepankan semangat persatuan, saling menghargai, dan menyelesaikan masalah melalui jalan damai," jelasnya.
Ia pun mengajak semua pihak, baik pemerintah, tokoh adat, agama, serta masyarakat luas, untuk bersama-sama meredam situasi ini dan menggantinya dengan upaya-upaya konstruktif dalam menjaga keharmonisan sosial.
"Mari kita bersama-sama membangun masa depan Adonara yang lebih damai, maju, dan penuh rasa solidaritas. Pemuda Adonara berkomitmen untuk menjadi garda terdepan dalam mewujudkan perubahan ini, dengan terus mengedukasi masyarakat, memfasilitasi dialog, dan menciptakan ruang-ruang komunikasi yang sehat," pungkasnya. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Kisah Pilu Usai Bentrok Gegara Batas Tanah di Adonara, Stefanus Sodi : Trauma Tetap Ada |
![]() |
---|
Dua Kepala Desa Diduga Provokator Konflik di Adonara Terancam Diberhentikan |
![]() |
---|
Pasca Konflik, Aktivitas Pertumbuhan Ekonomi di Bugalima Flores Timur Lumpuh |
![]() |
---|
UPDATE Perang Tanding di Adonara, Penyidik Polres Flores Timur Tetapkan 21 Tersangka |
![]() |
---|
Tim Labfor Selidik Pembakaran 51 Rumah Saat Konflik Lahan di Adonara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.