Anker Wisata Budaya
Eksplorasi Sejarah dan Transformasi Sosial Kota Kupang, Pameran Merekam Kota Kumpulkan 3.500 Arsip
Pameran Arsip Publik Merekam Kota 2024 terbuka untuk umum tanpa biaya masuk yang berlangsung di De Museum JKK.
POS-KUPANG.COM - Pameran arsip publik Merekam Kota mengajak seluruh masyarakat untuk mengeksplorasi sejarah dan transformasi sosial Kota Kupang.
Pameran Arsip Publik Merekam Kota 2024 terbuka untuk umum tanpa biaya masuk yang berlangsung di De Museum JKK, mulai 12 Oktober hingga 26 Oktober 2024.
Manager Program Merekam Kota, Sherly Atty mengatakan, pameran arsip publik Merekam Kota 2024, dengan tema Ruang Berkumpul dengan sub tema Lokus Raja telah resmi dibuka di De Museum JKK mulai 12 Oktober 2024
"Pameran ini mengajak masyarakat untuk mengeksplorasi sejarah dan transformasi sosial Kota Kupang melalui arsip, dokumentasi visual, dan cerita lisan yang dikumpulkan dari masyarakat lokal," kata Atty.
Atty menjelaskan, Merekam Kota adalah program sosial yang diinisiasi oleh SkolMus sejak tahun 2020, dengan tujuan mendokumentasikan perubahan Kota Kupang dari berbagai sisi melalui arsip visual, cerita, dan memori warga.
"Selama empat tahun terakhir, program ini telah berhasil mengumpulkan lebih dari 3.500 arsip dari individu, keluarga, dan lembaga, yang menggambarkan perubahan sosial dan budaya di kota ini," ungkapnya.
Dia menyebut, subtema Lokus Raja menjadi sub tema yang diangkat oleh Merekam Kota 2024 sebagai pintu masuk untuk mendiskusikan berbagai arsip dan sejarah lisan yang berhasil dikumpulkan.
Menurutnya, sub tema tersebut mengundang warga untuk merenungkan pertanyaan penting seperti, Kupang milik siapa? "Refleksi ini bertujuan membangkitkan diskusi tentang makna ruang publik dalam kehidupan sehari-hari warga," bebernya.
Pada tahun 2024, kata Atty, Merekam Kota berhasil mengumpulkan arsip dari 13 keluarga kontributor. Proses pengarsipan dimulai sejak Maret hingga Agustus 2024, dan tim pengarsipan berhasil mengumpulkan sekitar 400 arsip keluarga.
"Fokus pengarsipan tahun ini berada di Kecamatan Kota Raja. Tim Pengarsipan bekerja di delapan kelurahan yang berada di bawah Kecamatan Kota Raja, mencakup wilayah seperti Naikoten, Kuanino, Bakunase, Airnona, Nunleu, dan Fontein," sebutnya.
Lebih lanjut, Atty mengatakan, topik-topik utama yang diangkat dalam pameran tersebut mencakup mata air dan masyarakat Kota Raja, pertokoan Kuanino sebagai ruang ekonomi, hiburan masyarakat, persebaran suku yang menggambarkan kompleksitas sosial, serta sejarah Tingkat 1 sebagai pusat pemerintahan Kupang.
Dalam subtema Lokus Raja, kata Atty, kuratorial dan artistik Merekam Kota menghadirkan refleksi mendalam tentang ruang berkumpul dan perannya dalam membentuk wajah kota.
"Kali ini, Merekam Kota tidak hanya menemukan ruang-ruang berkumpul yang terbentuk di Kota Raja, tetapi juga menyingkapkan ‘Ruang Berpisah', ruang yang mengungkapkan cerita-cerita tentang perpisahan, kehilangan, dan ingatan yang terpecah di dalam kota ini," ungkapnya.
Dijelaskannya, pameran tersebut juga mengeksplorasi ruang berkumpul sebagai ranah yang penuh makna, baik secara politis maupun apolitis, di mana tanda-tanda perubahan sosial dan ketimpangan kerap muncul.
"Ada banyak rahasia-rahasia tentang kota ini yang menunggu untuk dibuka. Saya bisa katakan kalau pengalaman kali ini lebih dari sekadar melihat arsip," ujarnya. (eklesia mei)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.