Berita NTT

Laksanakan PKM di Oeltua, Undana Bagikan Ilmu Budidaya Maggot BSF Sebagai Pakan Ternak

Dia berharap ayam KUB ini dapat dikembangkan sebagai salah satu penghasil telur sumber protein hewani untuk mencegah stunting.

POS-KUPANG.COM/HO
Kegiatan PKM Undana di Desa Oeltua. 

Laporan Reporter POS KUPANG.COM- Ryan Tapehen

POS KUPANG.COM, OELAMASI - Universitas Nusa Cendana berbagi ilmu dengan Masyarakat di Desa Oeltua untuk mengembangkan maggot BSF sebagai pakan ayam KUB dengan memanfaatkan limbah holtikultura dari Desa Oeltua.

Kegiatan ini dirangkai dalam Pengabdian kepada masyarakat (PKM) berbasis Kemitraan Beberapa Dosen yang berasal dari Prodi Administrasi Negara, Prodi Peternakan dan Prodi Kesehatan Masyarakat, Jumat 18 Oktober 2024.

Kegiatan yang berlangsung di Kantor Desa Oeltua dihadiri 35 orang kader Posyandu Desa Oeltua.

Kehadiran Tim PKM Undana disana ingin memberikan dampak nyata kepada masyarakat Desa Oeltua melalui kegiatan pengabdian untuk mewujudkan Indonesia Maju.

Pada kegiatan PKM ini dilakukan penyerahan alat yang dapat dimanfaatkan oleh Mitra. Alat yang diserahkan adalah ayam KUB, telur maggot BSF, maggot prepupa, maggot dewasa, kadang lalat maggot BSF, kotak pemeliharaan maggot BSF, rak pemeliharaan maggot BSF, srayer, pollard, dan pakan ayam.

Harapannya dengan suntikan alat dan bahan, dapat memberdayakan Mitra dalam mengolah limbah holtikultura untuk budidaya maggot BSF, serta meningkatkan produksi ayam KUB baik berupa telur konsumsi ataupun penambahan populasi ayam KUB.

Ketua tim PKM Undanaz Dr. I Putu Yoga Bumi Pradana, S.So., M.Si. mengungkapkan kegiatan PKM ini untuk memberdayakan Kader Posyandu yang merupakan garda terdepan pencegahan stunting di Desa Oeltua.

Dia berharap ayam KUB ini dapat dikembangkan sebagai salah satu penghasil telur sumber protein hewani untuk mencegah stunting.

I Putu Yoga Bumi Pradana berharap masyarakat mampu memaksimalkan potensi limbah holtikultura sebagai media budidaya maggot BSF.

Maggot BSF ini dapat dimanfaatkan sebagai pakan ayam KUB yang merupakan ayam pengahasil telur lebih banyak disbanding ayam kampung biasa.

Sementara perwakikan LP2M Undana Anderias Nabud, mengungkapka kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang lolos kompetisi di tingkat Nasional untuk program pengabdian di BIMA Kemdikbud.

Kepala Desa Oeltua, Elia Olla mengaku ilmu bidudaya magot ini sangat bermanfaat, dab berharap Kader Posyandu mampu mengambil ilmu dari kegiatan ini.

Dalam kegiatan ini sejumlah disampaikan oleh tim PKM seperti dari Dr. Luh Ruliati, S.KM., M.Kes. mengenai Penanggulangan stunting dengan makan telur, serta peran perempuan dalam pemenuhan kebutuhan keluarga.

Menuryt dia telur merupakan salah satu protein hewani murah yang dapat menjadi konsumsi sehari-hari.

"Dengan rutin mengonsumsi telur, tingkat kesehatan masyarakat akan meningkat, serta sangat baik untuk ibu hamil, ibu menyusui ataupun balita, sehingga mampu mencegah terjadinya stunting," tuturnya.

Sebab dalam 1000 hari pertama kehidupan seorang anak, kata dia sangat bergantung pada kualitas gizi yang dikomsumsi ibu selama hamil dan anak setelah lahir.

Materi lain dari Dr. Ir. I Putu Yoga Bumi Pradana tentang pengenalan penyusunan Policy Brief dalam penanggulangan stunting.

Bagi dua membuat Policy Brief dalam penanggulangan stunting di Desa Oeltua sangatlah penting, karena dengan adanya kajian yang baik, penanggulangan stunting akan lebih diperhatikan oleh Pemerintah.

Sementara Ni Made Paramita Setyani Materi dalam materinya tentang Budidaya Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) mengatakan ayam KUB ini merupakan ayam unggul yang sudah terseleksi sehingga mampu menghasilkan telur lebih banyak dari ayam kampung biasa, ungkap Ibu Paramita.

“Karena produksi telurnya yang tinggi, akan mampu menjadi salah satu sumber protein hewani yang diproduksi secara mandiri. Hal ini sejalan dengan program penanganan stunting dengan komsumsi telur dari materi sebelumnya.” Imbuhnya.

Baca juga: DWP Undana Gelar Talk Show Kesehatan Mental, Ini Tema yang Diangkat

Untuk memelihara ayam KUB ini, dapat diberikan pakan alternatif salah satunya adalah maggot BSF.

Materi terkahir adalah ‘Budidaya maggot  BSF dengan Limbah Holtikultura’ oleh Hendrikus Umbu Padu, S.Pt., M.Pt. selaku praktisi budidaya maggot BSF yang sudah memiliki pengalaman dalam budidaya maggot BSF.

Ia menjelaskan bahwa pemeliharaan maggot BSF sangat bagus dengan memanfaatkan limbah holtikultura seperti buah busuk, maupun sayur busuk.

Selain itu peralatan pemeliharaan cukup sederhana dan tidak terlalu mahal. Beliau juga siap mendampingi secara intensif bagi masyarakat yang berminat secara serius mengembangkan maggot untuk konsumsi maupun usaha. (ary)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved