Berita Belu
Puskesmas Halilulik Belu Wakili NTT dalam Kaji Banding ILP Terbaik
Buku pedoman ini bertujuan mendukung efektivitas layanan ILP (Integrasi Layanan Primer) yang lebih komprehensif dan terintegrasi di seluruh Indonesia.
Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Oby Lewanmeru

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Dalam upaya mengoptimalkan integrasi pelayanan kesehatan primer dan memberikan apresiasi terhadap komitmen pelayanan tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat, bersama mitra pembangunan, telah menyusun Buku Pedoman Kerja Puskesmas untuk setiap klaster.
Buku pedoman ini bertujuan mendukung efektivitas layanan ILP (Integrasi Layanan Primer) yang lebih komprehensif dan terintegrasi di seluruh Indonesia.
Untuk sosialisasi dan implementasi pedoman kerja ini, Kementerian Kesehatan akan mengadakan kegiatan bertajuk pemberian Penghargaan Puskesmas dan Launching Pedoman Kerja Puskesmas yang mengangkat tema Transformasi Puskesmas Menuju Indonesia EMAS 2045.
Salah satu Puskesmas yang terpilih untuk berpartisipasi adalah UPTD Puskesmas Halilulik, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, yang akan mewakili Puskesmas di NTT.
Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung dari Kamis hingga Minggu, 17-20 Oktober 2024, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, drg. Maria Ansilla Eka Mutty, menjelaskan salah satu transformasi layanan kesehatan adalah Transformasi layanan Primer, dimana Puskesmas sebagai pelaksana diubah bentuk layanannya yang awalnya berbasis program, diubah ke yang berbasis claster, yang lebih dikenal dengan Puskesmas ILP ( Integrasi Layanan Primer).
“Ketika Belu diminta untuk menunjuk satu Puskesmas sebagai pilot project untuk ILP, saya secara spontan memilih Puskesmas Halilulik dan menekankan pentingnya pelaksanaan yang baik,” ungkap drg. Ansila, Kamis 17 Oktober 2024.
Dalam ILP Puskesmas, semua Fasilitas Kesehatan harus terintegrasi siklus hidup, mulai Puskesmas, Pustu sampai ke Posyandu. Awalnya untuk Puskesmas Halilulik , Pustu Naekasa juga dipilih sebagai Pustu ILP, dengan semua Posyandu di bawahnya dijadikan Posyandu Siklus Hidup.
Selanjutnya berkembang terus sehingga saat ini, dari 7 Pustu/polindes di bawah Puskesmas Halilulik, semuanya telah menerapkan sistem ILP, dan 49 Posyandu juga telah bertransformasi menjadi Posyandu Siklus Hidup.
"Perjuangan ILP ini didukung sepenuhnya oleh Pemerintah Daerah Belu, Momentum dan Dinas Kesehatan Provinsi. Saat ini, sudah ada 9 Puskesmas di Belu yang dipersiapkan untuk menjadi ILP, dan kami berharap tahun depan, seluruh 17 Puskesmas di Belu dapat menjadi ILP," tambahnya.
Baca juga: Bendungan Rotiklot Dorong Pertanian di Food Estate Belu, Produktivitas Jagung 4 Ton per Hektar
drg. Ansilla berharap dengan penerapan ILP ini, Dinas Kesehatan dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan sesuai dengan siklus hidup masyarakat, mulai dari Puskesmas hingga Posyandu, dengan kualitas layanan yang seragam.
"Terima kasih kepada Dinas Kesehatan Provinsi, Momentum, Pemerintah Daerah Belu, Jajaran Dinas Kesehatan Belu, serta seluruh Puskesmas di Belu, terutama Puskesmas Halilulik beserta jajarannya," tutupnya. (Cr23)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.