Opini
Opini: Masa Depan NTT ke Mana?
Ansy dan Jane selalu bertumpu pada konsep Nelayan, Tani, Ternak. Suatu konsep kebenaran yang mewakili 80 persen perekonomian NTT.
Oleh: Jane Natalia Suryanto (Calon Wakil Gubernur NTT)
Saya memutuskan mengabdikan hidup dan perjuangan politik untuk masyarakat NTT. Saya sayang daerah ini. Saya meninggalkan segala usaha saya di Jakarta untuk datang ke daerah ini. Saya berani maju menjadi wakil gubernur untuk berpasangan dengan kaka Ansy (ANSY-JANE) berlangkah menuju gelanggang politik Pilgub 27 November, 2024. Di daerah ini saya bertemu dengan jutaan pasang mata. Mama-mama sangat ramah. Di sini mama bantu mama. Bapa-bapa juga sangat sayang saya. Sahabat-sahabat saya juga banyak. Keluarga baru saya juga banyak. Saya sangat diterima dan mencintai daerah ini.
Di balik pasang mata bapa, mama bersaudara semua, saya melihat daerah ini memiliki pesona luar biasa. Namun, ekonomi NTT tak semengkilap seperti daerah-daerah lain di Indonesia, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur dan wilayah-wilayah di Sulawesi.
Kita harus realistis melihat perputaran ekonomi daerah ini. Fakta-faktanya harus kita munculkan agar kita paham bagaimana cara mendiagnosa dan mengobati daerah ini. Fakta-fakta itu juga perlu disampaikan kepada para investor ataupun pengembang properti agar mereka bisa mendasain bisnis yang agak murah dan mudah dijangka masyarakat dengan daya beli rendah seperti NTT.
Setidaknya kita bisa membaca dengan baik kemunduran ekonomi daerah ini dari indikator-indikator ekonomi yang disodorkan Badan Pusat Statistik NTT dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk NTT tahun 2024 sudah mencapai 5.656.039 manusia. Dari jumlah ini, 19,48 persen (1,079.068 jiwa ) orang NTT hidup di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan per kapita Rp 416.00 per bulan.
Pertumbuhan ekonomi kita masih rendah (4,35 persen/2024), pengangguran masih sangat tinggi, tingkat konsumsi rendah, inflasi juga masih tinggi, perputaran arus barang, jasa dan manusia antar kabupaten masih rendah. Begitupun pertumbuhan sektor-sektor penyangga kehidupan warga NTT, seperti pertanian, peternakan dan kalautan masih sangat rendah.
Gairah investasi masuk ke NTT juga rendah, karena wilayah ini dikenal sebagai daerah berbiaya ekonomi tinggi. Daerah berbiaya ekonomi tinggi biasanya memiliki kualitas infrastruktur darat, laut dan udara yang tak memadai. Kebutuhan-kebutuhan pemenuhan hak hidup warga, seperti air dan listrik juga masih sulit.
Angka buta huruf tinggi dan tingkat pendidikan masih rendah. Semua indikator-indikator ini berkontribusi pada daya ungkit sektor properti, sektor perumahan di wilayah ini.
Rendahnya pertumbuhan ekonomi berkontribusi langsung pada rendahnya pendapatan per kapita masyarakat NTT. Jika pendapatan rendah, masyarakat sulit memiliki tabungan (saving) yang berefek langsung pada rendahnya daya beli, rendahnya tingkat pendidikan dan indeks ratio gini yang memprihatinkan.
Masyarakat NTT, masih berjibaku pada kebutuhan makan-minum sehari-hari atau ekonomi subsistem. Dalam ekonomi subsistem, masyarakatnya hanya bisa bertahan hidup saja. Tentu kita tak boleh berdiam diri berhaapan dengan situasi ini. Perlu menata dan mencermati kembali, kemana NTT berlari dan menuju 5 atau 10 tahun ke depan?
Masa Depan NTT
Ansy dan Jane selalu bertumpu pada konsep Nelayan, Tani, Ternak. Suatu konsep kebenaran yang mewakili 80 persen perekonomian NTT. Tapi kali ini, saya akan membahas masa depan NTT di sektor satu lagi: Pariwisata.
NTT adalah provinsi dengan kekayaan alam dan budaya yang sangat unik, indah, eksotis dan beragam. Keberagaman, keindahan, kekhasan, atau eksotisme alam dan budaya itu membentang dan tersebar di semua pulau, khususnya pulau-pulau utama seperti Flores, Sumba dan Timor.
Alam dan budaya di NTT beragam dan unik karena dibentuk oleh lingkungan ekologis, kondisi bio-geografis, sejarah dan tradisi berbeda, yang disparitas keunikannya antarpulau, kabupaten, bahkan desa. Jumlah desa di NTT adalah 3.268 dan seberagam itulah keindahan dan kekhasannya.
Pecinta keindahan alam dan budaya dari daerah lain mungkin hanya mengagumi keindahan dan keunikan Pulau Komodo dan pulau-pulau sekitar Labuan Bajo di Manggarai Barat, Danau Kelimutu di Ende, tradisi penangkapan paus di Lembata, festival pasola di Sumba, kekayaan bawah laut Alor, dan berbagai ikon pariwisata populer di NTT. Tetapi, keindahan alam dan budaya NTT bukan hanya itu. Jika disibak, kita akan menyaksikan alam dan budaya yang sangat asli, eksotis, indah, menakjubkan dan beragam.
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.