10 Tahun Pemerintahan Jokowi
10 Tahun Pemerintahan Jokowi, Pengamat Sebut Bendungan di NTT Strategi Pemberdayaan Petani
bisa memanfaatkan sebagai pengembangan pariwisata. Pemerintah bisa merancang agar mengkombinasikan pertanian dan pariwisata.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pengamat pertanian dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Dr Leta Rafael Levis menyebut pembangunan berbagai bendungan di Provinsi NTT selama 10 tahun terakhir merupakan strategi pemberdayaan petani.
Dosen senior Fakultas Pertanian Undana itu menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat, dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, atas perhatian kepada Provinsi NTT.
"Sebagai warga NTT kita berterima kasih kepada pemerintah pusat karena mengeluarkan uang begitu banyak untuk membangun NTT. Dari segi pemberdayaan petani NTT, itu strategi yang tepat," kata dia, Selasa 15 Oktober 2024.
Dr Leta Levis mengatakan, kebijakan yang cocok itu didasarkan pada upaya penyiapan ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan petani di sektor pertanian. Namun, persoalannya adalah dampak dari pembangunan itu belum terasa.
Baca juga: DPRD Belu Apresiasi Pembangunan Bendungan Rotiklot di Era Jokowi, Harap Probowo Bisa Optimalisasi
Sebab, jaringan yang dialirkan ke lahan milik petani belum tersedia secara maksimal. Dr Leta Levis khawatir usai masa jabatan Presiden Joko Widodo, pekerjaan lanjutan dari bendungan yang ada berjalan tidak optimal.
Mestinya, pemerintah daerah bisa mengambil peran dalam hal ini. Karena, perhatian terhadap kelanjutan bangunan itu akan menjadi pertanyaan selepas pemerintahan di periode ini berakhir.
"Itu persoalannya. Kita mengharapkan pemerintah daerah untuk back up. Ada undang-undang irigasi, dimana tanggung jawab pemerintah pusat, daerah dan petani," katanya.
Dia mengatakan, bendungan yang terlihat memberikan dampak cukup baik yakni di Raknamo, Kabupaten Kupang. Bendungan itu mulai dirasakan manfaatnya oleh petani. Sementara sebagian besar lainnya belum berdampak karena jaringan yang belum dikerjakan.
Dr Leta Levis tidak mau bangunan yang dibangun pemerintah pusat di NTT menjadi mubazir. Sisi lain, pemerintah daerah harus melihat itu sebagai tantangan dan bertanggung jawab mengatasi itu.
"Karena itu rata-rata beberapa bendungan itu luas pelayanan itu luas. Niatnya, strateginya sudah betul," katanya.
Setidaknya ada jaringan premier, sekunder dan tersier. Semua komponen harus memiliki komitmen bersama agar bendungan yang ada tidak terbengkalai.
Selain pemanfaatan pertanian, pemerintah bisa memanfaatkan sebagai pengembangan pariwisata. Pemerintah bisa merancang agar mengkombinasikan pertanian dan pariwisata.
"Kalau menurut daya paling menarik itu di Bendungan Napung Gete di Kabupaten Sikka," kata dia.
Paling tidak, akan memberikan efek ganda ke pemerintah setempat dengan potensi yang ada di NTT seperti bendungan itu. Dr Leta Levis berharap pemimpin NTT yang baru bisa melanjutkan pembangunan itu.
"Siapapun dia bisa meneruskan pembangunan, apakah lobi pemerintah pusat atau dengan APBD. Kalau tidak sayang, anggaran begitu banyak tapi terbuang," katanya. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.